Ditipu Rp75 Juta, Pesinetron Fahri Azmi Melakukan BAP Tambahan di Polres Metro Jakbar

Jumat 27 Agu 2021, 23:18 WIB
Pesinetron Fahri Azmi saat melakukan pemeriksaan tambahan di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021). (foto: Pandi).

Pesinetron Fahri Azmi saat melakukan pemeriksaan tambahan di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021). (foto: Pandi).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pesinetron Fahri Azmi mendatangi Polres Metro Jakarta Barat (Jakbar) untuk berita acara pemeriksaan (BAP) tambahan atas kasus penipuan yang dialami olehnya.

Fahri mengaku ditipu uangnya senilai Rp75 juta, dan melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya, Rabu (14/07/2021).

"Datang hari ini dalam rangka BAP tambahan dimana penyidik menanyakan mengenai barbuk yang tersangka bakar," ujarnya kepada awak media di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (27/8/2021).

Selain menanyakan barang bukti yang dibakar, kedatangan Fahri juga untuk memberikan keterangan soal stempel utusan presiden saat pelaku yang diketahui berinisial AH itu melakukan penipuan.

"Terus ada lagi menanyakan korban-korban yang lain, jadi karena korbannya sudah banyak penyidik menggali lebih dalam lagi korban-korbannya karena memang saya punya group WA korban-korban ini sudah mencapai puluhan orang korbannya," jelas Fahri.

Diketahui, Fahri menjadi korban penipuan oleh seseorang yang mengaku utusan presiden dengan cara membuat dokumen negara palsu disertakan tanda tangan prseiden yang dipalsukan.

"Ada juga surat pengangkatan calon Menteri Kesehatan dulu menggantikan pak Terawan, ada juga tanda tangan pak Pratikno yang dipalsukan, jadi banyak dokumen negara palsu yang dipalskukan tanda tangannya," ucap Fahri.

Modus yang dilakukan adalah pelaku membuat dokumen berupa pengangkatan bahwa pelaku merupakan utusan presiden. Pelaku seolah merupakan pejabat penting dan masuk ke kalangan pengusaha.

Karena merasa pejabat penting, kemudian pelaku melakukan modus dengan cara mengajak bisnis kepada korban.

"Kalau saya sendiri itu modusnya limit transfer dia habis. Karena dia merasa dia orang penting dan pejabat saya percaya, saya talangin dulu uangnya, cuma ternyata habis itu gak ada kabar, saya cari tahu lebih dalam ternyata orang ini penipu," ucapnya.

Menurut Fahri, para korban enggan membuat laporan lantaran korban yang tertipu banyak berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Sehingga akses menuju ke Jakarta sulit terlebih adanya PPKM di Jakarta.

Berita Terkait

News Update