ADVERTISEMENT

Wapres Ma’ruf Amin Percaya Diri Indonesia Bisa Turunkan Kemiskinan Ekstrem Lewat Strategi Anggaran

Kamis, 26 Agustus 2021 07:35 WIB

Share
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat memimpin rapat penanggulangan kemiskinan. (Setwapres)
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat memimpin rapat penanggulangan kemiskinan. (Setwapres)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) K.H Ma'ruf menegaskan tingkat kemiskinan Indonesia berdasarkan data Maret 2021 adalah sejumlah 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa.

"Pemerintah targetkan kemiskinan ekstrem nihil pada 2024," terang Wapres ketika memimpin rapat pleno melalui konferensi video bertema : Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Jakarta, Rabu (25/8/2021). 

Wapres menjelaskan kemiskinan ekstrem yang dimaksud mengacu pada definisi Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu sebesar 1,9  dolar AS PPP (purchasing power parity) per hari.

“Penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) yang memuat komitmen global untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030," kata Wapres dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Namun, menurut Wapres, Presiden Joko Widodo telah menugaskan semua pihak untuk dapat menuntaskannya enam tahun lebih cepat, yaitu pada akhir tahun 2024.

Terkait dengan pengurangan kemiskinan ekstrem, lanjut Wapres, saat ini pemerintah melalui berbagai Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah sesungguhnya telah melaksanakan banyak program yang terbagi dalam dua kelompok utama.

"Yaitu kelompok program untuk menurunkan beban pengeluaran rumah tangga miskin, dan kelompok program untuk meningkatkan produktivitas masyarakat miskin," ujar Ma'ruf Amin.

Dia menjelaskan untuk tahun anggaran 2021, kegiatan pengurangan beban pengeluaran melalui bantuan sosial dan subsidi berjumlah Rp272,12 triliun.

"Anggaran program dan kegiatan untuk pemberdayaan dan peningkatan produktivitas berjumlah Rp168,57 triliun, sehingga alokasi anggaran keseluruhan adalah Rp440,69 triliun,"  tambahnya.

Namun demikian tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana membuat program-program tersebut konvergen dan terintegrasi dalam menyasar target yang sama.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT