JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) telah bergabung dalam koalisi partai politik (parpol) pendukung Pemerintah Presiden Joko Widodo.
Itu terlihat dengan kehadiran Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam pertemuan dengan Jokowi bersama pimpinan parpol koalisi lainnya di Istana Merdeka, Rabu (25/8/2021) sore.
Pengamat politik Ray Rangkuti yang dihubungi Kamis (26/8/2021) menilai dukungan dari PAN merupakan energi baru, dan sangat dibutuhkan terlebih tren merosotnya tingkat kepuasaan terhadap Jokowi makin meningkat.
"Jadi Jokowi sangat membutuhkan dukungan itu sehingga diharapkan dukungan makin membesar di parlemen," terang Ray yang juga direktur Lingkar Madani untuk Indonesia.
Selain itu, lanjut Ray, kebutuhan dukungan politik untuk perubahan banyak sistem fundamen reformasi. Salah satunya, saat ini, menggagas amandemen UUD NRI 1945 dan revisi UU Otonomi Khusus, termasuk revisi yang disebabkan adanya UU Omnibus Law.
Ray juga menilai pada saat yang sama dengan menarik PAN adalah untuk membangun koalisi politik baru untuk membidik hajatan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
"Ada kemungkinan 'retak' antara Jokowi+LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) dengan PDIP, bisa jadi akan terus berjalan sampai 2024," ujar Ray.
Ia menambahkan, artinya, kerja sama sekarang akan berlanjut sampai dukungan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Lalu, siapa yang kemungkinan direshuffle? Ray menambahkan bisa PKB yang akan dikurangi jatah menteri, atau mengurangi jatah menteri non partai.
"Mengapa PKB yang akan dikurangi jatah menterinya? karena risiko politiknya lebih kecil. Nasdem bisa selamat karena diharapkan bisa menjadi blok kekuatan politik jelang 2024 nanti," Ray menambahkan.
Seperti diketahui pimpinan parpol yang hadir dalam pertemuan dengan Jokowi yakni, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Ketua umum Nasdem Surya Paloh didampingi Sekjen Nasdem Johnny G Plate, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.