Pedih! Kisah Ratusan Pencari Suaka Lontang-lantung Tidur di Emperan Jalan Hingga dalam Gang

Rabu 25 Agu 2021, 07:00 WIB
Pencari Suaka usai lakukan demonstrasi tagih kejelasan nasib di kantor UNHCR Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. (foto: cr-05)

Pencari Suaka usai lakukan demonstrasi tagih kejelasan nasib di kantor UNHCR Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. (foto: cr-05)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Salah seorang pencari suaka asal Afghanistan, Muhammad Ali yang saat ini bermukim di beberapa wilayah Jabodetabek menceritkan kesulitan yang ia alami bersama rekan-rekannya selama mencari kejelasan nasib mereka.

Ali mengatakan, karena status mereka yang tidak jelas dan tidak memiliki identitas resmi dari negara asalnya, sehingga para suaka itu kerap kesulitan menjalankan kehidupan sehari-hari.

Terlebih mereka tidak bisa memperoleh pekerjaan karena status mereka yang tidak jelas.

"Dalam kondisi sekarang, mau gak mau ya kita nunggu aja. Kalo masalah kerja kita gaboleh, jangankan itu, kita sampe bandara aja gaboleh kan karena terbentur di Imigrasi," ungkap Ali ketika dihubungi poskota.co.id Selasa (24/8/2021).

Ali menjelaskan, sejumlah pencari suaka ini sudah menunggu kejelasan dari United Nations High Commisioner for Reffuges (UNHCR) selama hampir 8 sampai 9 tahun lamanya.

Karena harus menunggu kejelasan selama bertahun tahun, Ali mengungkapkan sepanjang tahun 2021 ini sudah ada 14 pencari suaka yang depresi bahkan memutuskan untuk bunuh diri.

"Makanya masalah orang itu kebanyakan itu. Bahkan sampai ada yang bunuh diri dan karena sudah banyak yang stress bahkan 80 sampai 100 orang juga banyak yang gila. Apalagi dalam kondisi sekarang ini," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Ali, banyaknya rekan sesama pengungsi yang melakukan bunuh diri karena selama ini sudah terlantar dan kehabisan ongkos untuk bertahan hidup selama mencari suaka.

Hidup di emperan jalan sampai tidur di gang gang menjadi keseharian para pengungsi karena sudah tidak memiliki biaya untuk menyewa rumah ataupun tempat tinggal.

"Uangnya sudah habis, keluarga sudah capek ngirim duit juga kan karena jangka waktu yang lama. Di Kalideres itu bahkan banyak anak dan perempuan tidur dijalan dan di depan UNHCR di sebelahnya ada gang kecil beberapa anak kecil , perempuan ada yang tidur disitu," ucap Ali.

Tak jarang para pengungsi ini mengandalkan belas kasihan masyarakat setempat agar bisa melanjutkan hidup selama memperjuangkan nasib.

Berita Terkait
News Update