Usahanya tidak kunjung berhasil, yang akhirnya membuat Bagas terpaksa menggunakan pakaian SMP bewarna putih biru saat melakukan PTM di SMKN 1 Bayah.
"Akhirnya kemarin Bagas terpaksa pakai baju SMP, itu juga sudah kekecilan," ungkapnya.
Tanto sendiri diketahui tinggal di sebuah rumah yang berada persis di bawah Jembatan di Kecamatan Bayah. Ia merupakan seorang duda memiliki 6 orang anak, 2 anak sudah dewasa dan menikah. Sementara 4 lainnya masih bersekolah.
Dirinya berprofesi sebagai tukang tambal perahu dengan penghasilan sangat kurang harus menanggung beban dan menghidupi keempat anaknya, pascaperceraian dirinya dengan istrinya beberapa tahun yang lalu.
"Saya cuma bisa berharap anak saya bisa sekolah, dan terus menekuni pendidikan seperti anak seumurannya," pungkas Tanto sambil berlinang air mata. (kontributor banten/yusuf permana)