JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia, yakni Cak Nun menceritakan pengalamannya sewaktu bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di masa awal era reformasi.
Pada saat itu pria bernama asli Muhammad Ainun Nadjib itu memasang badannya untuk Prabowo lantaran ia tak terima kawannya disebut sebagai penculik.
Sedikit informasi bahwa memang banyak orang yang sampai saat ini juga menuding Prabowo Subianto sebagai salah satu dalang yang menculik para aktivis mahasiswa pada tahun 1998 silam.
Prabowo dikatakan telah memberikan mandate kepada tim Mawar dari Kopassus untuk menculik para aktivis yang pada saat itu tegas bersuara mengkritik pemerintahan era Soeharto.
Setelah Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI, kemudian Mahkamah Militer memproses kasus penculikan yang dilakukan Tim Mawar.
Hingga pada akhirnya dalam sidang Dewan Kehormatan Perwira meminta agar Letjen Prabowo Subianto diberhentikan dari dunia militer. Maka dari situlah awal mula Prabowo sering dicap penculik.
Akan tetapi pada saat itu tidak semua orang menuduh Prabowo sebagai penculik. Ia adalah Cak Nun, sosok yang mengaku rela memasang badannya demi mencegah orang-orang yang menuduh Prabowo sebagai penculik aktivis 1998.
"Dulu ketika dia dibilang penculik, yang pasang badan siapa? Siapa dulu yang bawa Prabowo kemana-mana ketika dia dituduh penculik-penculik dan semua orang buang muka dari dia?" ujar Cak Nun sebagaimana dikutip dari kanal YouTube As-Salafiyyun.
Bahkan Cak Nun mengaku sebagai orang yang mengajak Prabowo Subianto untuk hadir di setiap pengajiannya yang ada diberbagai daerah.
"Saya bawa dia ke Padhang Bulan, saya bawa dia ke Yogya, saya bawa dia ke depan massa 30 ribu orang," ucapnya lebih lanjut.
Pada saat dipertemukan ke banyak orang, banyak diantara orang tersebut yang meneriaki Prabowo dengan sebutan penculik. Merasa tak terima, Cak Nun lalu langsung menggebrak meja di depannya.
"Tak gebrak meja. Siapa yang yakin Prabowo penculik? Ga ada yang ngacung. Saya tau mereka tak punya bukti. Cuma isu. Tapi kan siapa yang berani di depan banyak orang seperti itu," imbuh Cak Nun.
Lebih lanjut, Cak Nun menceritakan tentang banyaknya orang yang tidak ingin mendekati Prabowo dan tidak ada juga orang yang mau mobilnya ditumpangi Prabowo di era reformasi.
Bahkan Cak Nun sampai harus bertengkar di telepon dengan Amies Rais karena mau membawa Prabowo ke kediamannya yang ada di Yogyakarta.
Namun, ucapan Amies Rais diketahui sama sekali tidak pernah digubris Cak Nun.
"Itu demi Prabowo," tutur Cak Nun. (cr03)