ADVERTISEMENT

Awas! Pasien Covid-19 Dilarang Keras Konsumsi Obat Ivermectin, Berisiko Besar Sebabkan Kejang-kejang dan Koma, Ini Penjelasannya

Selasa, 24 Agustus 2021 15:38 WIB

Share
Obat Terapi Covid-19, Ivermectin (Foto: Shutterstock.com)
Obat Terapi Covid-19, Ivermectin (Foto: Shutterstock.com)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Ivermectin ternyata merupakan obat yang berpotensi timbulkan bahaya dan belum terbukti untuk membantu menyembuhkan pasien Covid-19.

Namun sayangnya dibeberapa negara obat tersebut ternyaat sudah dibagikan secara luas meskipun adanya peringatan yang diberitahu, tetapi karena panik akan varian Covid-19 delta membuat obat tersebut semakin disebarluaskan.

Melansir laporan dari ABC News, data internal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan adanya peningkatan 19 kali lipat dari obat anti-parasit yang didistribusikan selama minggu pertama bulan Agustus 2021.

Distribusi itu terlepas dari beberapa peringatan dari departemen kesehatan masyarakat mengingat kurangnya bukti ivermectin bekerja untuk mengobati Covid-19 dan risiko besar kejang atau koma jika digunakan secara tidak benar.

Ivermectin tidak diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan Covid-19, tidak seperti obat yang tersedia seperti remdesivir, steroid, dan antibodi monoklonal, karena tidak ada cukup bukti bahwa obat tersebut bekerja untuk meringankan gejala Covid-19.

Setelah berbulan-bulan memperingatkan risikonya, pada hari Sabtu, FDA memberikan peringatan di media sosial, "Anda bukan kuda. Hentikan dengan #Ivermectin. Ini tidak diizinkan untuk mengobati #COVID."

Obat ini dapat diresepkan untuk mengobati infeksi parasit pada manusia dan hewan. Bentuk veteriner diproduksi untuk mengandung dosis yang jauh lebih tinggi daripada yang digunakan pada manusia.

“Obat ini sering digunakan untuk mengobati infeksi parasit pada ternak, termasuk kuda,” kata Dr. Joshua Nogar, direktur persekutuan toksikologi medis di Northwell Health dan seorang dokter pengobatan darurat, kepada ABC News.

Di awal pandemi, data yang sangat awal mengisyaratkan kemungkinan bahwa obat ini dapat membantu mengobati atau mencegah Covid-19, tetapi studi lanjutan gagal menunjukkan manfaat apa pun.

Sebuah tinjauan studi awal oleh komite perawatan National Institutes of Health yang independen mengatakan studi yang telah dilakukan terlalu kecil dan hasilnya tidak jelas dan mereka tidak dapat merekomendasikan penggunaannya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT