SRI LANKA, POSKOTA.CO.ID – Bayi gajah di Sri Lanka yang masih di bawah usia dua tahun telah dilarang bekerja dan harus dipelihara bersama induknya, menurut peraturan baru yang dirilis pada Kamis lalu untuk mengatur gajah di negara itu.
Peraturan baru juga menyatakan bahwa pawang gajah, yang dikenal sebagai mahouts tidak diperbolehkan meminum minuman keras atau menggunakan obat-obatan saat bekerja dengan membawa gajah.
"Orang yang memiliki atau memelihara gajah tersebut harus memastikan bahwa pawang (penunggangnya) tidak mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan berbahaya saat bekerja," bunyi pemberitahuan tersebut.
Pemberitahuan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Negara Perlindungan Satwa Liar Wimalaweera Dissanayaka dan mengatakan bahwa setiap gajah peliharaan juga harus memiliki kartu identitas biometrik dengan foto mamalia raksasa dan detail DNA-nya.
Gajah sangat dihormati di Sri Lanka, dan membunuh seekor gajah dapat dihukum mati, menurut World Wildlife Fund. Mereka digunakan untuk prosesi keagamaan, tempat wisata, dan juga penebangan.
Di bawah peraturan baru, gajah penebangan hanya dapat bekerja hingga empat jam sehari, sementara bekerja di malam hari dilarang. Mereka juga berhak untuk mandi setidaknya dua setengah jam setiap hari. Gajah mendinginkan diri dengan mandi di lumpur.
Membidik wisata gajah di negara itu, pemberitahuan itu menambahkan bahwa hanya hingga empat orang yang dapat menunggangi seekor gajah pada satu waktu, dan mereka harus duduk di atas pelana yang empuk.
Gajah-gajah penangkaran juga harus menjalani pemeriksaan kesehatan wajib setiap enam bulan. Selain itu, sesuai pemberitahuan, gajah tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam film kecuali untuk produksi pemerintah yang dilakukan di bawah pengawasan dokter hewan yang ketat.
Pelanggar aturan dapat menghadapi hukuman penjara tiga tahun dan gajah mereka dibawa ke tahanan negara, lapor AFP.
Per sensus gajah yang dilakukan pada 2011 oleh Departemen Konservasi Satwa Liar Sri Lanka, sekitar 7.400 gajah liar hidup di Sri Lanka, lapor BBC. Ada sekitar 200 gajah peliharaan di negara itu, menurut perkiraan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.
Memiliki gajah dipandang sebagai simbol status di negara tersebut. Dalam kasus penting pada tahun 2019, para ahli satwa liar mengatakan lusinan anak sapi dicuri dari kawanan mereka selama periode 10 tahun dan dijual kepada orang kaya masing-masing seharga sekitar $125.000, lapor South China Morning Post. (cr03)