JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Menurut penelitian terbaru, masker N95 dan KN95 ternyata terbukti memiliki kemampuan paling tinggi dalam berat menangkal serangan Covid-19, sedangkan masker wajah bedah dan kain yang biasa dipakai hanya menyaring sekitar 10 persen aerosol yang dihembuskan.
“Hasilnya menunjukkan bahwa masker kain bedah dan tiga lapis standar … menyaring pada efisiensi yang nyata masing-masing hanya 12,4 persen dan 9,8 persen,” menurut kesimpulan studi University of Waterloo.
Akan tetapi masker KN95 dan N95 memberikan “efisiensi filtrasi nyata yang jauh lebih tinggi (masing-masing 60 persen dan 46 persen untuk masker R95 dan KN95) daripada kain yang lebih umum digunakan (10 persen) dan masker bedah (12 persen), dan oleh karena itu masih direkomendasikan pilihan dalam mengurangi penularan penyakit melalui udara di dalam ruangan,” demikian ringkasan penelitian yang diterbitkan pada 21 Juli lalu.
Masker N95 dan KN95 yang lebih mahal dan berkualitas tinggi “menyaring lebih dari 50 persen aerosol yang dihembuskan yang dapat menumpuk di dalam ruangan dan menyebarkan virus Covid-19 ketika dihirup oleh orang lain,” studi tersebut mengatakan.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids. Itu dilakukan di ruangan yang besar, dalam ruangan dan tidak berventilasi.
Salah satu penulis penelitian mengatakan ada perbedaan yang signifikan dalam khasiat berbagai masker.
“Tidak diragukan lagi, mengenakan penutup wajah apa pun bermanfaat, baik untuk perlindungan dalam jarak dekat maupun jauh di dalam ruangan,” kata Serhiy Yarusevych, seorang profesor teknik mesin dan mekatronik. “Namun, ada perbedaan yang sangat serius dalam efektivitas masker yang berbeda dalam hal mengendalikan aerosol.”
Dia menjelaskan bahwa temuan penelitian dilacak dengan "akal sehat" dan praktik perawatan kesehatan yang berlaku.
“Banyak dari ini mungkin tampak seperti akal sehat,” kata Yarusevych. “Ada alasan, misalnya, praktisi medis memakai masker N95 – mereka bekerja lebih baik.
“Yang baru di sini adalah kami telah memberikan angka yang solid dan analisis yang ketat untuk mendukung asumsi itu,” tambahnya. (cr03)