RADJIMAN WEDYODININGRAT

Sabtu 21 Agu 2021, 10:18 WIB

Oleh Hasto Kristiyanto

SOSOK ini begitu dihormati oleh Bung Karno. Tidak hanya karena perannya yang sangat penting. Radjiman hadir sebagai sosok yang berwibawa dan mampu memberikan direction yang begitu jelas dan tegas ketika memimpin Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). 

Dengan kewibaannya, pengalamannya yang luas, dan legitimasi perjuangan yang panjang, serta kiprahnya sebagai dokter yang ikut berjasa besar di dalam mengatasi wabah pes yang begitu mematikan, membuat kepemimpinan Radjiman mampu mengukir sejarah emas, meletakkan dasar-dasar yang kokoh daripada Indonesia Merdeka: Pancasila dan rancangan undang-undang dasar, yang kemudian ditetapkan sebagai UUD 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Radjiman Wedyodiningrat (ilustrasi)

Sejarahpun mencatat, hanya Bung Karno yang oleh Radjiman Wedyodiningrat dinilai sebagai satu-satunya tokoh yang mampu menjawab filsafat yang sedalam-dalamnya daripada Indonesia Merdeka.

Sosok Radjimanlah yang hadir sebagai salah satu sumber primer, ketika dari tulisan tangannya di Walikukun, Kabupaten Ngawi, mematahkan seluruh rekayasa politik orde baru yang mengaburkan peran Bung Karno sebagai penggali Pancasila.

Radjiman pula yang berperan besar melakukan konsolidasi politik bersama Bung Karno, untuk mematahkan proyek pembentukan negara Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950, dan Radjiman pula yang dipercaya sebagai Ketua DPR Pertama.

Rasa hormat Bung Karno ditunjukkan dengan menyediakan jemputan kereta api khusus dari Jakarta ke Ngawi, manakala Radjiman bertugas memimpin sidang di DPR RI di Jakarta.

Keistimewaan Radjiman terlihat sejak kecil. Radjiman kecil piawai mengemudikan delman, dan dengan delman itu, ia menjalankan tugasnya mengantar putra dr. Wahidin Soedirohoesodo ke sekolah.

Dengan alasan praktis, daripada antar jemput, Radjiman kecil lebih suka menunggu di sekolah, duduk tekun di samping dinding sekolah, dan dari dinding sekolah itulah Radjiman kecil mendengarkan setiap pelajaran yang disampaikan guru-guru Belanda.

Pada suatu hari, dalam keheningan di kelas karena tidak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan dari Sang Guru Belanda, tiba-tiba terdengarlah suara nyaring dari balik dinding sekolah, suatu jawaban yang secara tidak sengaja diucapkan oleh Radjiman.

Ketepatan jawaban Radjiman kecil inilah, yang menciptakan daya tarik guru Belanda tersebut, dan kemudian oleh belas kasihnya, Sang Guru tersebut memberikan kesempatan Si Anak Marhaen untuk mengikuti pelajaran di kelas, dan jadilah Radjiman tercatat secara formal sebagai murid, dan kemudian terbukti, kecerdasannya melampaui murid kebanyakan.

News Update