ADVERTISEMENT

Presiden Dorong Agar Porang Dijadikan Komoditas Ekspor dan Pengganti Beras Berkadar Gula Rendah

Kamis, 19 Agustus 2021 23:49 WIB

Share
Presiden Jokowi saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Madiun. (foto: biro pers Istana)
Presiden Jokowi saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Madiun. (foto: biro pers Istana)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA. POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta agar porang dijadikan sebagai komoditas ekspor andalan baru di Tanah Air.

Presiden juga menyebut porang bisa menjadi pengganti beras dengan kadar gula yang sangat rendah. 

"Saya sudah menyampaikan kepada Menteri Pertanian untuk betul-betul kita seriusi komoditas baru ini komoditas porang," ujar Jokowi. 

Itu disampaikan Jokowi  saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (19/08/2021). 

Kepala Negara telah  menginstruksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menjadikan porang sebagai komoditas ekspor andalan baru di Tanah Air. 

 Menurut Jokowi, porang merupakan komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik tidak hanya bagi perusahaan pengolah porang tetapi juga kepada para petani porang.

 Berdasarkan data yang diterimanya, dalam satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 hingga 20 ton porang.

Selain itu, pada musim tanam pertama para petani dapat menghasilkan hingga Rp40 juta dalam kurun waktu 8 bulan.

"Ini sebuah nilai yang sangat besar, pasarnya juga masih terbuka lebar," ungkapnya.

Presiden juga meyakini bahwa porang akan menjadi makanan sehat di masa mendatang mengingat porang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Mulai dari rendah kalori hingga bebas gula.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT