JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tirta Mandia Hudhi atau lebih dikenal dengan nama dr Tirta dengan tegas membantah apabila ada pernyataan yang mengatakan bahwa seseorang yang mengalami demam sudah pasti mengalami gejala Covid-19.
Hal tersebut diungkapkannya langsung dalam sebuah video yang diunggahnya di kanal YouTube miliknya sendiri pada Rabu (18/8/2021) kemarin.
“Nah, kalian asal tahu nih. Banyak orang yang memang demam dicovidkan, enggak, itu DB (Demam Berdarah) dan memang benar nakesnya bilang DB,” ujar dr Tirta.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu mengatakan bahwa demam berdarah sudah menjadi penyakit endemis karena Indonesia negara tropis yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Selain itu nyamuk Aedes juga bisa membawa penyakit Chikungunya.
“Virusnya si dengue ini, itu banyak variannya. Varian juga ada di virus dengue, makannya satu orang bisa kena DBD lebih dari sekali. Gejala DB ini dia menyernag langsung darah kita itu trombosit menjadi pecah sehingga thrombosis ini keping darah fubgsinya untuk mengatur pembekuan darah,” ucap sang dokter.
Lalu apa perbedaan Covid-19 dengan DBD? Bedanya yakni bisa langsung dilakukan cek darah. Selain itu ada sejumlah gejala-gejala yang berbeda juga.
“Satu, dia demam tiga hari, lalu di hari keempat dan lima dia turun, pelana kuda, tiba-tiba hari keenam tinggi banget. Bedanya sama Covid? Dia (DBD) dari awal naik terus nggak pernah turun, selama 7 hari naik terus,” imbuh dr Tirta.
“Dan DBD itu jarang banget ada nyeri telan apalagi pilek dan batuk, jadi kita ngomong ‘infeksinya demam doang mas, sempat turun terus naik lagi sekarang’ udah curiga nih DBD, dokter juga ngerti lah,” sambungnya.
Kemudian dr Tirta menunjukan sejumlah tangkapan layar dari hasil konsultasi dengan beberapa pasiennya dan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengcovidkan seseorang.
Tips dari dr Tirta jika ingin mengecek DBD yakni dengan cara selau cek trombosit kaena setiap kali trombosit pecah maka seseorang bisa demam.
“Ada trombosit tinggal 7 atau 8 apa akibatnya? Wajanya memucat, kalau dipencet kuku kapiler tidak balik lebih dari dua detik. Dan bisa merembet sampai ke Hemogoblin (HB), karena kalau HBnya sampai turun berarti ada perdarahan,” tukasnya. (cr03)