Yusril Ihza Mahendra: Kok Penguasa di Indonesia Paranoid Sekali dengan Kritik dan Kecaman

Rabu 18 Agu 2021, 08:59 WIB
Yusril Ihza Mahendra.(dok)

Yusril Ihza Mahendra.(dok)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pakar hukum dan advokat asal Indonesia, Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa pemerintah Indonesia harus harus lebih berhati-hati dan mengambil pertimbangan dengan matang jika ingin mengambil setiap keputusan hukum.

Terlebih pemerintah diimbau Yusril agar tidak terlalu menunjukkan sikap yang paranoid terhadap kritikan, kecaman dan hal-hal yang menyangkut lainnya.

"Reaksi masyarakat seperti ada kekhawatiran nantinya. Kok penguasa ini paranoid sekali dengan kritik dengan kecaman dan lain-lain. Jadi sebetulnya kita harus hati-hati dalam menegakan hukum itu tadi," kata Yusril saat menjadi pembicara dalam program ‘Catatan Demokrasi’ pada Selasa malam (17/8/2021).

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu juga menyoroti sejumalh mural kritikan yang dibuat oleh masayarakat dan dihapus oleh aparat sekitar. Menurutnya hal itu sangat berlebihan dan seharusnya tidak perlu merasa khawatir tentang hal semacam itu.

"Lantas itu harus dihapus, apa kekhawatirannya? apa Presiden merasa khawatir terhadap hal seperti itu, semestinya kan tidak," pungkasnya

Yusril tidak setuju jika alasan mural kritikan dihapus karena merupakan lambang negara, karena dalam Pasal 36 A pada Undang Undang Dasar 1945 berisi  bahwa lambang negara yakni Garuda Pancasila dengan perisai Bhineka Tunggal Ika.

Namun Presiden juga bisa dianggap sebagai simbol negara apabila dilihat secara politis dan sosiologis.

"Tapi itu bersifat politis dan sosiologis, bukan omongan yang benar sesuai hukum dan konstitusi," paparnya.

Sementara itu sebelumnya Yusril mengatakan dirinya saat ini bingung kenapa masih ada ornag-orang yang memusuhinya karena memiliki pilihan yang berseberangan saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.

Padahal, menurutnya saat ini kubu oposisi pada saat itu yakni Prabowo Subianto sudah bergabung bersama kabinet pemerintahan pusat.

Hal tersebut diucapkan Yusril ketika membacakan dialog kebangsaan Pemuda Dewan Da`wah saat melakukan webinar dengan tema ‘Wajah Kepemimpinan Nasional di Masa Depan Bangsa’ pada Sabtu (14/8/2021).

“Prabowo dan Sandiaga Uno sudah merapat ke Jokowi di pemerintah. Kenapa saya masih dimusuhi?" ujar Yusril.

Lebih lanjut, Yusril mengungkapkan bahwa politik hanya sebagai taktik dan strategi saat praktik di lapangan. Politik dinilai tidak berfokus pada akidah dan juga keyakinan iman seseorang.

"Buktinya sekarang, Prabowo Sandi sudah jadi anak buak Jokowi di kabinet. Tidak ada soal akidah, keimanan. Murni strategi politik," ucapnya lebih lanjut.

Dengan begitu menurut Yusril alangkah baiknya saat ini semua pihak kembali Bersatu karena Pilpres 2019 sudah lama berakhir.

"Kalau tidak ada yang fiundamental lebih baik kita bersatu," tuturnya. (cr03)

Berita Terkait

News Update