Yusril Ihza Mahendra Bingung Sampai Saat Ini Masih Terus Dimusuhi: Prabowo dan Sandiaga Kan Sudah Masuk ke Pemerintahan Jokowi!

Rabu 18 Agu 2021, 08:10 WIB
Yusril Ihza Mahendra Bingung dengan Orang-Orang yang Masih Memusuhinya (Foto: Istimewa)

Yusril Ihza Mahendra Bingung dengan Orang-Orang yang Masih Memusuhinya (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Advokat sekaligus Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan dirinya saat ini bingung kenapa masih ada orang-orang yang memusuhinya karena memiliki pilihan yang berseberangan saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.

Padahal, menurutnya saat ini kubu oposisi pada saat itu yakni Prabowo Subianto sudah bergabung bersama kabinet pemerintahan pusat.

Hal tersebut diucapkan Yusril ketika membacakan dialog kebangsaan Pemuda Dewan Da`wah saat melakukan webinar dengan tema ‘Wajah Kepemimpinan Nasional di Masa Depan Bangsa’ pada Sabtu (14/8/2021).

“Prabowo dan Sandiaga Uno sudah merapat ke Jokowi di pemerintah. Kenapa saya masih dimusuhi?" ujar Yusril.

Lebih lanjut, Yusril mengungkapkan bahwa politik hanya sebagai taktik dan strategi saat praktik di lapangan. Politik dinilai tidak berfokus pada akidah dan juga keyakinan iman seseorang.

"Buktinya sekarang, Prabowo Sandi sudah jadi anak buak Jokowi di kabinet. Tidak ada soal akidah, keimanan. Murni strategi politik," ucapnya lebih lanjut.

Dengan begitu menurut Yusril alangkah baiknya saat ini semua pihak kembali Bersatu karena Pilpres 2019 sudah lama berakhir.

"Kalau tidak ada yang fiundamental lebih baik kita bersatu," tuturnya.

Sudah menjadi suatu hal yang biasa jika politik memanfaatkan satu sama lain dan faktanya memang ada sejumlah pihak yang menerapkan murni strategi.

Yusril menambahkan, orang yang berpolitik jelas berbeda dengan ulama meskipun memang ada yang mencampurkan itu tetapi jika diibaratkan jelas sama saja seperti seseorang  yang bertanya apakah Umar bin Khattab ulama atau politisi.

"Maka saya juga sering dikritik. Dibilang tidak taat sama ulama. Tapi kan politik ini urusan taktik strategi di lapangan. Pilpres sudah selesai, maka perlu kita renungkan bersama, bahwa kalau tak ada hal fundamental lebih baik kita bersatu," pungkasnya.

Selain itu, Yusril mengaku saat ini kepemimpinan Presiden Joko Widodo masih jauh dari kapasitas  yang diharapkan publik.

“Walaupun ada 1.000 orang dibilang lebih pintar, tapi yang terpilih jadi presiden (Jokowi). Dia punya power dan legitimasi," tandas Yusril.

Terlebih secara de facto kinerja pemerintahan akan sangat dipengaruhi juga oleh orang-orang yang ada disekitar. (cr03)

Berita Terkait

News Update