JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jebret, lockdown. Meski hanya ditemukan satu kasus Covid-19, negara Selandia Baru melakukan tindakan lockdown di seluruh negeri yang dilakukan oleh Perdana Menteri Jacinda Ardem, karena takut vrian Delta.
Pembatasan baru itu berlaku mulai tengah malam (17 Agustus) dan mengharuskan orang untuk tetap di rumah dan menghindari orang lain.
Pemerintah Selandia Baru telah mengambil tindakan drastis dengan menempatkan seluruh negara ke dalam penguncian ketat setidaknya selama tiga hari setelah menemukan satu kasus infeksi virus corona.
Perdana Menteri Jacinda Ardern pada hari Selasa menggunakan beberapa pernyataan yang dia gunakan di awal pandemi dengan mendesak “tim lima juta” yakni populasi Selandia Baru, untuk bekerja keras dan lebih awal dalam mencoba menghilangkan wabah terbaru.
Ardern mengatakan Selandia Baru, yang tidak mencatat infeksi apa pun selama enam bulan, tidak dapat mengambil risiko dengan varian Delta "yang akan mengubah keadaan" yang menakutkan.
“Kami telah melihat apa yang terjadi di tempat lain (negara lain) jika kami gagal mengatasinya,” kata Ardern. “Kami hanya mendapat satu kesempatan.”
Dia mengatakan Auckland, tempat pria yang terinfeksi itu tinggal, dan Coromandel, tempat dia mengunjungi, akan dikunci penuh selama tujuh hari dan seluruh negara itu selama tiga hari sementara para ahli kesehatan mencoba menemukan sumber infeksinya.
Perkembangan tersebut mendorong orang untuk berbaris di luar supermarket untuk membeli barang-barang penting dan memicu penurunan tajam nilai dolar Selandia Baru.
Selandia Baru telah berhasil membasmi virus, dan wabah terakhir terjadi pada bulan Februari. Tetapi Ardern telah memperingatkan bahwa penularan varian Delta kemungkinan akan membutuhkan tindakan yang lebih drastis daripada wabah sebelumnya.
Selandia Baru juga lebih lambat dari negara maju lainnya untuk menginokulasi populasinya, membuatnya rentan terhadap wabah. Hanya 32 persen orang yang memiliki setidaknya satu suntikan dan 18 persen divaksinasi lengkap.
Program vaksinasi nasional telah dipercepat tetapi telah ditangguhkan selama dua hari karena wabah tersebut.
Para pejabat telah melihat wabah yang berkembang di dekat Sydney, Australia, dengan khawatir, mengatakan mereka tidak ingin membuat kesalahan yang sama dengan menunggu terlalu lama untuk memberlakukan tindakan tegas.