Ia mengungkapkan, bahwa penghasilan sebagai Vermak Levis paling besar 150 ribu, itupun didapat ketika hari raya idul Fitri.
Bagi Fakhri mengenai adanya perpanjangan PPKM hingga tanggal 23 Agustus membuat ia semakin cemas.
Sebab, belum tahu harus usaha apalagi di tengah krisis ini.
Terlebih ia sama sekali tak mendapat bantuan sosial dari instansi manapun.
"Iya tau diperpanjang PPKM itu, makin susah aja dah saya, mau diapain lagi yak, bantuan sosial sejak Covid-19 juga belum pernah dapet," ungkap Fakhri.
Fakhri mengatakan bahwa salah satu usaha agar ia dan istrinya tetap berusaha melawan pandemi dengan cara terus berjualan jasa Vermak levisnya, biarpun hanya mendapatkan sedikit uang.
Derita Fakhri ternyata dirasakan oleh penjual buah yang tak jauh mungkin sekitar 150 meter dari lokasi jasa Vermak levis milik Fakhri, ia adalah Asep (30).
Asep merupakan pedagang buah yang sudah empat tahun berjalan.
Asep berjualan ditemani oleh sang Istri, ia mulai buka kios sejak pukul 09.00 pagi hingga 21.00 malam.
Senada dengan Fakhri, Asep yang kini hanya menyetok buah Pisang, dari sebelumnya berjualan macam jenis buah mulai mengalami krisis omzet.
Bagaiamana tidak, sebelum Covid 19 melanda, toko buah Asep penuh dengan berbagai macam Buah.
Tetapi kini dia hanya bertahan dengan jualan Pisang dan omzetnya turun 70 persen.