ADVERTISEMENT

Batas Waktu Makan di Warteg Ditambah Jadi 30 Menit, Korwil Kowantara Jaktim: Lumayan Sih Tapi Tetap Tak Relevan

Rabu, 18 Agustus 2021 18:55 WIB

Share
Suasana warteg di Jalan Raya Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (18/8/2021). (foto: cr02) 
Suasana warteg di Jalan Raya Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (18/8/2021). (foto: cr02) 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Jawa-Bali dari 17 Agustus - 23 Agustus 2021.

Salah satu aturan baru dalam PPKM periode tersebut yakni, batas waktu makan di warteg, kedai pedagang kaki lima atau sejenisnya ditambah menjadi 30 menit. Padahal sebelumnya, di PPKM Level 4 yang berlangsung 7-16 Agustus 2021 hanya dibolehkan makan selama 20 menit.

Hal itu termaktub dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 34 Tahun 2021.

"Warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat, dengan maksimal pengunjung makan di tempat tiga orang dan waktu makan maksimal 30 menit. Pengaturan teknis berikutnya diatur oleh pemerintah daerah," isi dari Inmendagri No. 34 tersebut.

Menanggapi naiknya batasan waktu makan di warteg menjadi 30 menit, Ketua Koordinator Wilayah Komunitas Warteg Nusantara (Korwil Kowantara) Jakarta Timur, Nawawi menyatakan, aturan itu memang cukup baik, namun tetap tak relevan, sebab pembeli agak sulit untuk menikmati hidangan dengan tenang lantaran masih adanya pembatasan waktu makan.

"Kalau menurut saya itu lumayan sih, tapi garis besarnya ya, kayaknya kurang relevan makan itu dibatasi. Ya mending kayak biasa aja lah, kita kan makan bukannya mau cepet-cepet, nanti keselek," ucapnya kepada Poskota.co.id, Rabu (18/08/2021).

Lanjutnya, meski waktu makan kini naik dari yang sebelumnya 20 menit jadi 30 menit, hal itu tetap saja mengusik pembeli yang sejatinya ingin makan tanpa rasa waswas.

"Sebab kita makan dan minum untuk menikmati makanan itu. Jadi ya sama aja, orang tuh masih merasa dibatasi, kayak enggak bebas (pas makan)," ungkapnya. (*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT