Patut Dicoba, Empat Bahan Alami Ini Bisa Meringankan Penderita Covid-19

Selasa 17 Agu 2021, 17:22 WIB
Empat bahan Alami Mampu Bantu Ringankan Gejala Covid-19 (Foto: Istimewa)

Empat bahan Alami Mampu Bantu Ringankan Gejala Covid-19 (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Virus influenza menjadi penyebab terbesar pandemi di seluruh dunia, dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan yang dapat berubah dari waktu ke waktu melalui mutasi sehingga memunculkan virus jenis baru.

Penyakit saluran pernapasan yang saat ini tengah melanda dunia pun menjadi perhatian global, yakni virus Sars-Cov-2 atau Covid-19.

Sebelum Covid-19 melanda dunia ada beberapa virus yang pernah terjadi di antaranya Flu Asia, yang berasal dari wabah pandemi influenza A subtipe H2N2.

Penyebaran pertama di China pada 1956-1958, kemudian di beberapa tahun berikutnya menyerang Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Tercatat, virus ini menyebabkan kematian 2 juta jiwa.

Kemudian ada Flu Babi yang disebabkan oleh virus baru dengan jenis H1N1 yang berasal dari Meksiko pada 2009 sebelum menyebar hingga ke seluruh dunia.

Total infeksi yang terjadi karena penyakit ini adalah 1,4 miliar orang dengan angka kematian dapat mencapai 500.000 orang.

Menyusul kemudian Flu Spanyol yang menyebabkan kematian sekitar seperlima dari penduduk dunia, dan kemunculannya diperparah bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia I.

Lalu muncul Flu Burung yang disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung.

Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada unggas, baik unggas liar maupun unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.

Guru Besar Pascasarjana Universitas Pancasila, Prof Dr Syamsuddin M Biomed, Apt, dalam rilis resmi yang diterima Poskota, Selasa (17/8/2021) menyebutkan, selain obat-obatan kimia, ada bahan alami yang memiliki peran membantu mengendalikan wabah pandemi virus, terutama Covid-19.

"Dengan mengurangi gejala penyakit dengan bahan alami ini tentu dapat menjadi pilihan utama dengan momen masyarakat saat ini sudah cerdas mengonsumsi obat berbahan dasar dari alam," kata Syamsuddin.

Menurutnya, daya tarik pengobatan herbal adalah spektrum luas target virus potensial, karena komponen herbal ini dapat berinteraksi dengan protein virus yang berbeda dan tidak dibatasi oleh perbedaan strain virus dan mutasi yang resistan terhadap obat.

Ekstrak sering memiliki sifat antibakteri, anti-inflamasi, dan anti-oksidan, yang semuanya akan menjadi bermanfaat selama infeksi influenza.

Ekstrak herbal dapat melawan influenza dengan penghambatan neuraminidase, mencegah virus, menstimulasi produksi IFN-gamma oleh sel T, menghambat aktivitas hemaglutinasi virus yang berpenetrasi ke dalam sel inang di dalam tubuh, peningkatan produksi immunoglobulin virus anti-influenza, sintesis penghambatan RNA dan protein virus, menekan replikasi virus influenza, menginduksi sekresi IFN tipe I dan sitokin pro-inflamasi dengan stimulasi selanjutnya dari aktivitas antivirus, dan dapat merusak struktur virion dalam virus flu.

"Beberapa bahan alami yang dapat mengurangi gejala penyakit yang disebabkan Covid-19 adalah ekstrak jahe (Zingiber officinale rhizome), daun teh (Camelia sinesis folium), kayu manis (Cinnamomum burmannii), dan daun poko mint (Mentha arvensis folium)," kata Syamsuddin.

Keempat behan aktif tersebut sudah dipercaya secara empiris dapat meringankan gejala flu sejak lama, polyherbal bekerja memberikan efek sinergis berdasaekan jejaring dengan protein target.

Salah satu obat herbal yang mengandung keempat bahan alami itu adalah Hercolgen yang diproduksi PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma).

Tanaman obat mengandung bahan aktif yang melekat pada setiap tanaman berkhasiat obat. Bahan-bahan tersebut bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta menjalankan fungsi biologis tertentu.

Berbeda dengan obat sintetik, yang didasarkan pada satu bahan kimia tunggal, tanaman obat memberikan efek menguntungkannya melalui aksi aditif atau sinergis dari beberapa senyawa kimia.

Senyawa kimia tersebut bekerja pada satu atau beberapa target (terapi multikomponen) yang terkait dengan proses fisiologis.

Kombinasi bahan aktif menunjukkan efek sinergis menunjukkan bahwa efek kombinasi dari beberapa bahan aktif lebih besar daripada efek individu yang bekerja secara terpisah.

Target jaringan antarsenyawa aktif dalam tumbuhan dapat digunakan untuk mengidentifikasi efek sinergis dari bahan aktif tanaman.

Syamsuddin memaparkan kandungan dan manfaat empat bahan alami tersebut sebagai berikut :

1. Jahe

Jahe mengandung senyawa yang disebut gingerol dan shogaols. Para peneliti percaya bahwa senyawa tersebut berperan aktif dan berkhasiat dalam terapi influenza. Bahan alami ini juga memiliki fungsi anti bakteria.

"Sebuah studi menunjukkan bahwa jahe segar memiliki efek antivirus pada model infeksi pernapasan. Dalam model laboratorium infeksi tenggorokan, jahe menunjukkan aktivitas anti-inflamasi," jelasnya.

Para peneliti menyarankan bahwa jahe dapat mengurangi faringitis, yaitu peradangan di bagian belakang tenggorokan.

Selain itu, penelitian laboratorium menemukan bahwa jahe memiliki efek antioksidan tertinggi. Antioksidan membantu mencegah kerusakan sel akibat peradangan.

2. Daun Teh

Daun teh memiliki komposisi kimia sepertiga yakni berupa polifenol. Katekin dari kelompok flavonoid merupakan kelompok terbesar.

Katekin utamanya yaitu epikatekin galat, epikatekin, epigalokatekin (EGCG) dan epigalokatekin galat.

Katekin merupakan kelompok besar senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan karena sebagai sumber antioksidan.

Katekin cepat diserap ke dalam tubuh dan berhubungan dengan beberapa potensi manfaat yang dikandungnya. Sebuah Review artikel oleh Daisuke, et al tahun 2018 mengatakan katekin telah dilaporkan sebagai agen virus anti-influenza potensial dalam beberapa percobaan studi.

Sebuah studi in vitro menunjukkan bahwa katekin paling melimpah dalam teh, terbukti meminimalkan infektivitas virus influenza A dan B.

Virus tipe A dan B menginfeksi sel membran mukosa di hidung melalui dua protein, hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA), yang hadir di permukaan partikel virus.

Selanjutnya, dapat menghambat aktivitas RNA virus (asam ribonukleat), yang menekan propagasi virus.

Eksperimen  menunjukkan bahwa komponen teh dapat menekan replikasi virus influenza.

Juga telah dilaporkan bahwa EGCG menunjukkan spektrum luas khasiat antivirus terhadap berbagai keluarga virus, seperti Flaviviridae, Retroviridae, Hepadnaviridae, Herpesviridae, Adenoviridae, Orthomyxoviridae, dan Picornaviridae.

 

Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa polifenol meningkatkan fungsi kekebalan. Peningkatan dalam aktivitas sel pembunuh alami dan kadar sitokin diamati pada tikus yang diberi makan kaya polifenol.

Selain itu, pemberian katekin teh yang mengandung air mempertahankan sel normal dan aktivitas sel yang dapat mempertahankan tubuh bila terserang virus flu.

3. Kayu Manis

Untuk bahan kayu manis memiliki zat stimulan penghangat, karminatif, pembersih darah, pencernaan, antiseptik, antijamur, antivirus, antibakteri, antioksidan, antiinflamasi dan imunomodulator khasiatnya dan juga membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.

Senyawa fitokimia termasuk aldehida, asetat, alkohol, terpen, flavonoid, alkaloid, antrakuinon, kumarin, fenol, saponin, tanin, asam karboksilat, hidrokarbon, camphene, spathulenol, asam lemak, aktin odaphnine, butanolides, lignan, steroid, propenoid dan kaempferol glikosida.

"Kandungan tersebut dapat berkhasiat sebagai kandidat obat alami virus influenza," kata Syamsuddin.

Pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat yang memiliki sifat antivirus merupakan salah satu alternatif pengendalian patogen virus spesifik terhadap sindrom virus reproduksi dan pernapasan seperti influenza dari efek antivirus cinnamaldehyde C. burmannii.  

Dalam penelitian, hasil menunjukkan bahwa sinaldehida mengurangi virus titer secara moderat sekitar 10% hingga 40% dan 13,75% hingga 25%. Hasil ini menunjukkan potensi sinaladehida dari minyak atsiri sebagai anti-virus influenza.

4. Daun Poko Mint

Mentha arvensis megandung sejumlah besar senyawa minyak atsiri menthol, vitamin A, C dan B komplek.

Rajinder Singh pada 2011, ungkap Syamsuddin, meneliti aktivitas antibakteri dari Mentha arvensis  terhadap beberapa strain bakteri Gram-positif dan Gram-negatif ditemukan minyak atsiri menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan hasilnya sebanding dengan antibiotik gentamisin.

Kemudian minyak atsiri berupa menthol menunjukkan aktivitas antivirus dan antifungi. Antivirus yang signifikan adalah menghambat aktivitas virus influenza. Dari hasil studi tersebut menyimpulkan Mentha arvensis potensial sebagai antibakteri dan dapat dijadikan pilihan tanaman berkhasiat untuk influenza.

Yu Xian Li, et al, 2017 meneliti Mentha arvensis mengenai antivirus, antiinflamasi dan antioksidan yang berkaitan dengan penyakit pernapasan.

Dalam penelitiannya efek antivirus, antiinflamasi, dan antioksidan dari  daun Mentha arvensis. Total asam fenolik dan kandungan flavonoid total ditentukan.

Dari hasil paparan diatas menunjukkan Nucleus Farma tetap konsisten menghadirkan produk bahan alam modern yang unggul.

Serta selalu terdepan mengedukasi masyarakat dengan ragam produk dan info terkait didalamnya dengan evidence based medicine serta melakukan riset bekerjasama dengan akademisi dan pemerintahan.

Hercolgen merupakan hasil karya anak bangsa yang sangat membanggakan karena memformulasikan bahan-bahan alami asli dari Indonesia.

Berita Terkait

Merdeka Dari Pandemi

Rabu 18 Agu 2021, 06:00 WIB
undefined

News Update