"Kalau dia minta ditemenin dan didampingin saya siap. Ini untuk kebaikan dia sendiri. Tapi kalau dia abaikan, dianggap ini remeh, terpaksa langkah itu akan saya tempuh," tegas Uday.
Uday menjelaskan, di Baduy itu ada keyakinan, dan masyarakat luar juga banyak yang meyakini, jika orang luar ada yang mempunyai persoalan dengan orang Baduy, dan ia mengabaikannya dan tidak meminta maaf, maka itu ada dampak yang akan terjadi pada si pelaku.
"Dampaknya memang tidak secara fisik, tapi itu pasti akan terjadi," ujarnya.
Uday menceritakan, dulu juga pernah sempat kejadian ada seorang wartawan televisi swasta yang mengambil gambar suku Baduy dalam, dan itu sudah dipublikasikan ke publik.
"Warga Baduy saat itu meminta kepada yang bersangkutan untuk meminta maaf, dan akhirnya dilakukan. Alhamdulillah sampai saat ini yang bersangkutan masih baik-baik saja," ucapnya.
Dalam proses permintaan maaf itu, tambah Uday, ada serangkaian ritual yang harus dilakukan, namanya upacara adat nyapuan atau bebersih.
"Ada persyaratan yang harus ditempuh sepeti menyiapkan keris, sepucuk, kain kafan dan berbagai macam lainnya," tutupnya. (kontributor banten/luthfillah)