JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Jokowi menyambut atlet Indonesia yang telah berjuang di Olimpiade Tokyo, di Istana Bogor, pada Jumat (13/8/2021).
Jokowi terlihat sanggat bangga atas kegigihan para atlet yang sudah berusaha mengharumkan nama Indonesia.
Atas prestasi para atlet, pemerintah pastikan akan memberikan penghargaan berupa bonus.
Peraih medali emas, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dari cabang bulutangkis ganda putri mendapatkan bonus Rp 5,5 miliar.
Sedangkan Eko Yuli Irawan peraih medali perak, di cabang angkat besi mendapat bonus Rp 2,5 miliar.
Lalu tiga peraih medali perunggu yakni Windy Cantika dan Erwin Abdullah di cabang angkat besi dan Anthony Sinisuka Ginting di cabang bulutangkis mendapat bonus Rp 1,5 miliar.
Bahkan tak hanya atlet yang meraih medali, bonus juga diberikan pada seluruh atlet dan pelatih.
"Bonus juga diberikan kepada para pelatih kemudian juga para atlet non peraih medali juga diberikan," terang Jokowi.
Terkait hal itu, sutradara asal Yogjakarta Ifa Isfansyah berikan pesan menohok melalui Instagramnya, pada Sabtu (14/8/2021).
"Tentu saja saya senang membaca presiden @jokowi memberikan bonus besar pada peraih medali Olimpiade. Tapi pikiran saya melayang pada statemen Eka Kurniawan @gnolbo saat menolak diberi penghargaan berupa uang 50 juta sebagai penerima Anugerah Kebudayaan & Maestro Seni Tradisi 2019," tulisnya, di akun @ifa_isfansyah.
"Mengutip pertanyaan iseng Eka “Kok, jauh banget dengan atlet yang memperoleh medali di Asian Games kemarin?” Saat itu peraih medali memperoleh 250 juta-1,5 miliar," sambungnya.
Ifa menganggap keputusan pemerintah dirasa tidak adil, karena dunia seni dan kebudayaan juga harusnya patut diapresiasi.
"Hingga Eka mengeluarkan statemennya dengan judul Apakah Negara Sungguh-Sungguh Memiliki Komitmen dalam Memberi Apresiasi Kepada Kerja-Kerja Kebudayaan?," ujarnya.
Ifa mengaku sedikit kecewa, karena saat ini ia sedang berupaya mengirim delegasi film YUNI ke Toronto, namun ada sejumlah permasalahan yang harus dihadapi.
“Mungkin saya jadi baper karena minggu ini masih mentok mengurus keberangkatan delegasi YUNI ke Toronto @tiff_net. Semua syarat sudah kami urus dan terbentur satu hal: semua vaksin kami Sinovac. Sedangkan Sinovac adalah salah satu vaksin yang ditolak oleh kantor imigrasi Canada. Kemungkinan yang paling mungkin adalah delegasi film YUNI mendapatkan booster vaksin Moderna paling tidak 14 hari sebelum keberangkatan,” tulisnya.
Produser film Kucumbu Tubuh Indahku itu juga mengaku sedikit khawatir karena kemungkinan sangat sulit mengirimkan delegasi film YUNI karena terbentur aturan.
“Surat sudah kami layangkan ke Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) @ditjenp2p Kemenkes sbg pemegang wewenang. Harapan kecil karena booster moderna hanya diberikan untuk Nakes dan tanpa pengecualian. "Ah, apalagi buat pekerja-pekerja kebudayaan" pikir saya,” ungkapnya.
Untuk diketahui Ifa merupakan sosok yang sudah sejak lama lama menggelutidunia perfilman Indonesia.
Kariernya berangkat dari film-film pendek, pada akhirnya di Tahun 2009, Ifa Isfansyah mengawali debut film panjang pertamanya, Garuda di Dadaku.
Lalu pada tahun 2011, filmnya Sang Penari meraih Piala Citra dan mengukuhkan dirinya sebagai Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2011.
Delapan tahun kemudian film yang ia produseri Kucumbu Tubuh Indahku meraih Piala Citra sebagai Film Terbaik pada Festival Film Indonesia 2019. (cr09)