PPKM berlevel diperpanjang lagi. Tapi, sekarang ini ada kelonggaran, mal dibuka, restoran dibuka. “Ayo serbuuu…!” kata sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
Belakangan pemerintah mencicil perpanjangan PPKM darurat, yang sebelumnya selama 14 hari, sekarang jadi sepekan-sepekan. Ini kayaknya sengaja, disamping untuk mengevaluasi dengan cepat setiap minggunya, juga agar masyarakat nggak terlalu setres.
Coba kalau sampai dua minggu apalagi sebulan? Waduh,lama banget kan. Nah, kalau seminggu sekali nggak terasa,tahu-tahu sudah berubah. Apalagi kalau yang terpapar juga berkurang?
“Katanya DKI Jakarta menurun, dan sudah nggak zona merah lagi?” katai Bang Jalil.
“Ya, makanya kan mal dan pusat perbelanjaan buka walau masih dengan prokes yang ketat,” kata sahabat.
“Kalau gitu boleh dong, Ibu mau jalan-jalan ke mal? Udah rindu banget nih, lihat-lihat barang mewah yang dijual di situ. Ya, sambil ngadem!” Kata sang istri.
“Boleh..” kata Bang Jalil.
“Bapak nggak usah anterin Ibu, nanti jalan sama emak-emak sahabat ibu, yang juga kangen sama mal. Pokoknya Bapak kasih ongkos sama buat belanja,” kata sang istri.
Bang Jalil nepuk jidat. Inilah yang sebut dilema. Kalau PPKM ketat, nggak bisa kemana-mana, alias di rumah saja. Tapi, begitu dilonggarkan, butuh dana untuk ongkos jalan dan belanja.
“Bapak nggak usah terlalu bingung, kan ibu sudah hampir setahun ini nggak pernah ke mal!” kata sang istri.
Mau nggak mau Bang Jalil mengeluarkan duit buat sang istri yang sudah ngebet banget kepingin jalan-jalan.