JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta mulai menunjukan tren positif belakangan, tercatat per tanggal 14 Agustus 2021 telah turun dan berada di bawah 10 ribu kasus.
Adapun kabar baik ini, sebagaiman disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung yeng mengungkap penyebabnya..
“Alhamduillah kasus aktif di Jakarta telah turun di bawah angka 10 ribu kasus per tanggal 14 Agustus 2021. Kasus aktif ini sendiri adalah jumlah orang yang positif, yang masih dirawat di rumah sakit atau masih melakukan isolasi mandiri,” terangnya, Sabtu (14/8/2021).
Dikatakannya, penekanan angka aktif ini dinilai penting dikarenakan berkaitan dengan batas kapasitas, fasilitas kesehatan. Jika kasus aktifnya terlalu banyak, maka akan menimbulkan beban yang terlalu banyak pada falisitas –fasilitas kesehatan.
Sebagaimana yang pernah terjadi terakhir kali, dimana angka kasus aktif dibawah 10 ribu pada tanggal 22 Mei 2021. Kemudian selama 2 bulan sejak itu, kasus aktif Covid-19 pun naik secara eksponensial dan mencapai puncaknya pada tangal 16 Juli, yaitu 113.137 kasus.
“Dan kita ingat pada saat puncak itu, seluruh kamar rumah sakit di Jakarta penuh. Bukan hanya ICU, bukan hanya kamar rawat inap, tapi antrean masuk IGD pun panjang meluber ke selasar-selasar hingga harus membangun tenda-tenda darurat,” ungkap Anies.
Pada umumnya, penurunan kurva tersebut dibutuhkan waktu lebih lama daripada kenaikannya. Namun, atas izin Allah SWT dan kerja keras banyak pihak, dukungan kedisiplinan dari begitu banyak warga Jakarta, penurunan kurva kasus aktiv dapat kembali di bawah 10 ribu dalam waktu kurang satu bulan sejak puncak gelombang kedua.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, pun menganalogikan penanganan Covid-19 dengan perbaikan atap rumah yang bocor. Sekalipun wadah yang ada untuk menampung air menetes banyak, namun atap bocornya tidak ditambal maka air akan terus menerus turun dan sebesar wadah yang kita siapkan pun akan selalu luber.
“Karena itu, menutup atap yang bocor adalah ikhtiar penting. Dan perumpaan ini adalah sama dengan menghentikan penularan baru, dengan cara membatasi mobilitas,” jelasnya. (*)