ADVERTISEMENT

Petuah Pak Harmoko yang Penuh Makna: Cukup Mudah Menyebutnya, '5K'

Jumat, 13 Agustus 2021 07:25 WIB

Share
Petuah Pak Harmoko yang Penuh Makna: Cukup Mudah Menyebutnya, '5K'. (foto: ilustrasi/poskota)
Petuah Pak Harmoko yang Penuh Makna: Cukup Mudah Menyebutnya, '5K'. (foto: ilustrasi/poskota)

SUATU pagi, ketika saya sampai kantor diberi tahu tentang kehadiran pak Harmoko di ruang kerjanya, baru sampai. Saya pun bergegas menuju ruang kerjanya.

Tak perlu repot – repot mengetuk dan membuka pintu karena pintu ruang kerjanya di satu sudut lantai II Gedung Poskota, Jalan Gajah Mada 98-100, Jakarta Barat, selalu terbuka untuk siapa saja.

Ruang kerja saya dan beberapa teman yang berada di sebelah ruang kerja pak Harmoko sebenarnya dibatasi tembok dan pintu, tetapi pintu selalu terbuka sehingga semakin tiada jarak antara pimpinan dan karyawan. Dengan mudah pula bisa saling melihat dan menyapa.

Kebiasaan membuka lebar pintu ruang kerjanya tampaknya menurun ke putra bungsunya, mas Dimas Azisoko Harmoko, yang menempati ruangan tersebut, setelah menerima amanah melanjutkan kepemimpinan di Poskota.

Bermula dari ruangan inilah mas Dimas (biasa saya menyapa) sebagai Presiden Direktur PT Media Antarkota Jaya (pemilik grup Pos Kota), mulai menata, membenahi manajemen dan mengembangkannya hingga seperti sekarang ini.

Kembali ke soal kenangan dengan pak Harmoko, ketika saya masuk ke ruang kerjanya, pak Harmoko akan minum sebutir tablet obat. Saya melihat di meja tak ada air putih atau teh, kecuali secangkir kopi hitam, dan piring kecil berisi ubi dan pisang rebus.

Saya pun menawarkan diri untuk mengambil air putih atau air teh untuk minum obat, tapi pak Harmoko menolak, “Ini saja, ini kan air juga” kata pak Harmoko sambil memegang cangkir kopi.

Air awalnya berwarna putih menjadi hitam karena dicampur kopi, berubah coklat karena dicampur teh, menjadi merah atau hijau karena dicampur sirup. Air itu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana pun ia berada. “Maka kamu juga harus bisa seperti air,” lanjut pak Harmoko, memberi pesan.

Air juga tenang menghadapi keadaan, seberat apapun masalah. Air akan mencari celah, mencari jalan yang mudah dilalui. Jika tidak mampu mengalir karena terhalang tembok tinggi, dia akan berhenti menghimpun tenaga hingga air mampu melampaui tembok. Ada kesabaran, tidak tergesa – gesa (ora grusa-grusu) dalam menjalankan tugasnya.

“Sabar, sareh mesthi bakal pikoleh,” kata pak Harmoko, yang dapat diartikan bahwa pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa–gesa, tetapi penuh dengan kesabaran, sungguh–sungguh, tekun, teliti, cermat, agar berhasil dengan baik.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT