Dulu Dipuja-puja, Sosok Abdul Razak Mantan Atlet Dayung RI Penyumbang Emas Sekarang jadi Nelayan?

Jumat 13 Agu 2021, 22:00 WIB
Mantan atlet dayung Abdul Razak (Instagram/@nenk_update)

Mantan atlet dayung Abdul Razak (Instagram/@nenk_update)

SULTENG, POSKOTA.CO.ID - Kisah seorang mantan atlet RI, Abdul Razak kini mendadak jadi sorotan di media sosial.

Abdul Razak merupakan atlet dayung nasional yang sukses menyumbang emas dari Desa Mola Bahari, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Kabarnya Abdul Razak kini memutuskan jadi seorang nelayan, sontak saja kisahnya viral di media sosial dan jadi perbincangan hangat.

Bagaimanakah sosok seorang Abdul Razak yang sudah mengharumkan nama Indonesia tersebut?

Awalnya kehidupan Abdul Razak dibagikan oleh pengguna Twitter La Ode Basir. lantas kisahnya semakin heboh usai akun Instagram @nenk_update mengunggah ulang.

"Semoga ada orang baik yang memperhatikan nya," tulis akun @nenk_update, pada Jumat (13/8/2021).

Tak hanya itu, ia juga memanggul sebuah dayung yang dulu membawanya meraih berbagai penghargaan.

Puluhan medali, mulai dari medali emas, perak, sampai perunggu diikat di dayung tersebut.

"Yang kurang diperhatikan. Sederet medali emas, perak, perunggu baik tingkat nasional maupun tingkat internasional dari cabang olahraga dayung."Namun,

Saat ini masa kejayaannya sebagai atlet memang sudah berakhir, Ia juga telah pensiun, dan kini menghabiskan waktu menjadi nelayan.

Diketahui Abdul Razak merupakan atlet Indonesia yang pernah bertanding di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992.

Pria berusia 64 tahun itu juga sering memberikan prestasi bagi Indonesia di sejumlah ajang internasional.

Ia juga sering mewakili Indonesia di sejumlah ajang, baik multi-event ataupun single-event, seperti Asian Games 1990 di China, dan SEA Games 1991 di Filipina dengan memberikan sejumlah medali emas dan perunggu, dan masih banyak lagi penghargaan yang ia dapatkan

Setelah tak lagi menjadi atlet, pada tahun 1995, dia memutuskan untuk menjadi pelatih kontingen Jawa Timur.

Tahun 2000, dia dipanggil Gubernur Sultra saat itu, La Ode Kaimoeddin, dan pindah bekerja di Dispora Sultra.

Ia juga sempat jadi PNS, usai pensiun dia kembali ke kampung halaman di WakatobI dan tinggal di rumah kecil.

Gaji pensiunannya yang kecil tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah dan tidak cukup pula untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, sehingga dia beralih menjadi nelayan.

Terkait hal itu banyak warganet yang berikan komentar mengenai kisah dari mantan atlet yang dianggap kurang diperhatikan itu.

"Ga dpt reward dr negara? Atauu krn bukan cabor femes jdnya dianaktirikan?," @gieeuli

"Ini nih yg saya maksud ketimpangan. Dimana atlet terdahulu banyak yang kurang mendapat perhatian. Mungkin karena dulu ga ada medsos dan asal selesai ya udah selesai. Sekarang ada medsos dan orang mampu," @fd_raziq.

"Habis manis sepah dibuang, smoga beliau diberikan rezeki yg berlimpah aamiin," @selvi_afrisca. (cr09)

 

Berita Terkait
News Update