JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tahlilan ke-40 hari wafatnya Mantan Menteri Penerangan sekaligus Ketua DPR/MPR H. Harmoko digelar secara virtual, Kamis (12/8/2021) malam.
Peserta tahlilan dihadiri 300 peserta dan bertindak selaku pengisi tausiyah Prof. Dr. K.H Nasaruddin Umar, yang merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal.
Dalam tausiyahnya Nasaruddin mengatakan almarhum akan tersendera di akhirat jika masih ada sangkut paut hutang piutang di dunia, untuk itu wajib hukumnya bagi sanak keluarganya terutama ahli warisnya untuk membayar seluruh utang yang ditinggalkan orang tua ataupun anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
"Saya yakin Pak Harmoko orang baik banyak yang mendoakan beliau dan saya yakin juga beliau nggak punya utang. Jadi saya ingatkan para ahli waris jika ada keluarganya yang meninggal lalu punya utang maka lunasilah karena disana almarhum merasakan panasnya hawa neraka hingga ke liang kuburnya," terang K.H Nassarudin Umar.
Nassarudin juga menjelaskan perihal kekuatan doa yang dikabulkan oleh Allah, ada doa yang memang tidak dikabulkan karena hal tersebut tidak cocok dengan si pendoa.
"Ada yang berdoa ingin kaya, sukses dan terkenal, Allah kabulkan menjadi pejabat, namun setelah doanya terkabul sudah tidak dekat lagi dengan Allah, meninggalkan salat tahajud, tidak berdzikir lagi dan tidak menjalankan puasa sunah lagi seperti Senin dan Kamis, karena sudah tidak punya waktu dan lebih mengutamakan kesibukkan pekerjaannya," paparnya.
Putra mendiang Hamoko, Dimas Azisoko Harmoko mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta tahlil ayahnda tercintanya.
"Saya atas nama keluarga almarhum Bapak. H. Harmoko mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak ibu sekalian yang telah bersedia meluangkan waktu hadir pada acara malam ini, yaitu acara tahlilan dan doa bersama 40 hari wafatnya almarhum Bapak H. Harmoko," ucapnya.
"Sekali lagi terima kasih atas kehadiran Ibu Try Sutrisno, Prof Nasaruddin Umar dan Ust Mas'ud, Ibu Akbar Tanjung, Bapak Agung Laksono, Ibu Rahadi Ramelan, Bapak Hendardji Soepanji, Bapak Satya Yudha, Bapak Musa Rajecksah, Bapak Dave Laksono dan semua peserta tahlilan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu," tambahnya.
Sebagai penutup tahlilan, cucu H. Harmoko memberikan kesan-kesan semasa sang kakek masih hidup.
"Dulu, saya dan cucu-cucu eyang Harmoko yang lain diajak ke Solo untuk bermain gamelan, pada awalnya kita nggak begitu menyukai kesenian tradisional itu, tapi ketika melihat eyang tersenyum dan senang, kita jadi suka dan mulai mencintai kesenian tradisional itu. Banyak hal-hal baik yang kita pelajari dari eyang," kenang Ariel, salah salah satu cucu H. Harmoko.