JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Beberapa waktu terakhir sepertinya sedang tren mencampurkan vaksin Covid-19 berbeda merek dengan tujuan dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap serangan virus Corona.
Namun siapa sangka, justru Kepala Tim Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan tidak menyarankan hal tersebut dilakukan secara sembarangan oleh masyarakat luas.
Menurut Soumya, hal itu jelas merupakan sesuatu yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia karena hingga detik ini masih juga belum ditemukan bukti nyata dari efek samping yang bisa ditimbulkan.
"Ada tren yang berbahaya saat ini. Kita saat ini belum memiliki bukti soal mencampur dan mencocokkan (vaksin beda merek)," kata Soumya sebagaimana dikutip poskota.co.id dalam sebuah pertemuan daring dilansir dari laman Reuters.
Lebih lanjut, Soumya menjelaskan bahwa mencampur-campurkan vaksin hanya akan membuat situasi di sejumlah negara menjadi semakin kacau.
Terlebih harusnya setiap satu orang individu harus mengambil vaksin dosis pertama, kedua dan seterusnya dengan merek yang dibeda-bedakan.
"Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat." tutur Soumya.
"Individu tidak boleh memutuskan sendiri, lembaga kesehatan masyarakat dapat, berdasarkan data yang tersedia," katanya Soumya dalam tweet.
"Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu - imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi." ucapnya lebih lanjut.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang vaksin mengatakan pada bulan Juni vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca (AZN.L), jika yang terakhir tidak tersedia.
Uji klinis yang dipimpin oleh Universitas Oxford di Inggris sedang berlangsung untuk menyelidiki pencampuran rejimen vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Uji coba baru-baru ini diperluas untuk mencakup vaksin Moderna Inc (MRNA.O) dan Novavax Inc (NVAX.O).
Terlepas dari itu semua, Somya masih terus menganjurkan agar setiap individu masyarakat menerima vaksin Covid-19 dosis pertama, kedua atau seterusnya dengan menggunakan merek vaksin yang sama. (cr03)