Melihat berbagai indikasi terkait kematian pasien Covid-19, lanjut Jodi, pemerintah melakukan berbagai upaya yaitu dengan memperbanyak tempat tidur isoter di berbagai daerah dan melengkapi kebutuhan seperti nakes, obat-obatan, oksigen, konsumsi pasien dan alat-alat kesehatan yang diperlukan.
Selain itu, juga memobilisasi pasien isoman melalui TNI-Polri.
“Khusus di Yogyakarta dan Solo, Group 2 Kopassus di kerahkan untuk memobilisasi pasien isoman agar dapat dimonitor dan antisipasi apabila terjadi pemburukan dapat segera ditangani," sambung Jodi.
Mengenai dikeluarkannya indikator kematian, Jurubicara Menko Kemaritiman dan Ivestasi itu menjelaskan, pertimbangannya karena banyak input data kematian oleh daerah merupakan akumulasi dalam beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi assesmen level situasi.
Sementara Jurubicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengakui bahwa pelaksanaan PPKM Darurat atau Level 4 telah menurunkan kasus Covid 19 hingga hampir 60%.
Namun ia mengingatkan, perlunya mewaspadai peningkatan kasus di luar Jawa dan Bali.
"Jawa Bali itu punya potensi 70% dari seluruh kasus, tapi setelah PPKM level 4 Bali masih tinggi, demikian juga dengan provrinsi lain di luar Jawa Bali kasusnya bahkan terus meningkat," ungkap Nadia.
Ia menyarankan masyarakat secara individu melaksanakan protokol kesehatan, sementara pemerintah akan terus mendorong penurunan penularan melalui regulasi dan vaksinasi.
Sebelumnya Karopenmas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono menyampaikan, PPKM Level 4 terbukti akurat menurunkan laju kasus Covid 19 di Tanah Air.
Ia bersyukur masyarakat bersama TNI dan Polri memiliki tekat yang sama untuk mengendalikan penularan Covid 19. "Usaha tidak mengingkari hasil," pungkas Rusdi.
Sementara sosiolog Imam Prasodjo mengingatkan perlunya keterlibatan seluruh masyarakat mengatasi penularan Covid 19.
"Perlu pelaksanaan pertahanan semesta dalam melawan Covid. Tidak saja pemerintah saja, atau TNI dan Polri saja. Tapi semua rakyat harus terlibat," tutur Imam.