Mental Juara

Sabtu 07 Agu 2021, 06:00 WIB

Revolusi mental adalah revolusi yang merombak cara berpikir lama, mental lama yang serba menunduk, menjadi mentalitas baru yang berdiri tegak, menatap orang asing sejajar, sama tinggi, dan tidak ada rasa rendah diri.

Oleh Bung Karno, dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1956 ditegaskan bahwa revolusi mental adalah suatu gerakan untuk mengembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api yang menyala-nyala.

Melihat apa yang ditampilkan oleh Apriyani dan Greysia, nampak bahwa revolusi mental yang ditanamkan Eng Hian pelatihnya, telah menghadirkan kekompakan Apriyani-Greysia. Jiwa pasangan ganda itu sepertinya menyatu.

Hal tersebut nampak dari pola permainan yang menuntut satunya pikiran dan tindakan. Hanya dengan kedipan mata atau pun ekspresi gerakan tubuh di antara mereka, seluruh reflek motorik nampak senada seirama dan lahirlah kerjasama yang begitu baik, sehingga mampu menumbangkan pasangan ganda dari Cina, Qing Chen Chen dan Yi Fan Jia. 

Tidak mudah mengalahkan pasangan Cina. Terlebih sebagai bangsa, Cina baru menampilkan kekuatan hegemoni dunia baik oleh kekuatan perekonomian, militer, budaya dan juga olah raga.

Kekuatan hegemoni Cina dipastikan menggelorakan semangat para atlitnya untuk tegak berdiri penuh bangga. Namun di tengah-tengah menguatnya hegemoni Cina tersebut, Apriyani-Greysia tetap mampu menjaga kehormatan bulu tangkis sebagai salah satu lambang supremasi olah raga Indonesia. 

Di tengah kegembiraan atas kemenangan tsb, sudah sepantasnya kita merenungkan, bagaimana agar semangat menjadi juara tersebut terus bergema dan melahirkan inspirasi bagi seluruh anak bangsa untuk mengejar prestasi.

Prestasi dalam seluruh aspek kehidupan: olah raga, penguasaan ilmu pengetahuan, musik, tari-tarian dll. Prestasi yang sama juga dirindukan oleh seluruh bangsa, bagaimana Indonesia memiliki kesebelasan sepak bola yang handal dan mampu menjebol pertahanan lawan. 

Tidak berlebihan jika dari kemenangan ganda bulu tangkis tsb, seluruh komponen bangsa dapat tergugah kesadarannya untuk membangun mental juara di seluruh aspek kehidupan, termasuk bagaimana agar Indonesia bisa menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa di dunia. 

Pertanyaannya, apakah hal tsb sebagai hal yang berlebihan, ketika kemenangan Apriyani dan Greysia dijadikan daya semangat bagi kepemimpinan Indonesia untuk dunia? Jawabannya adalah tidak.

Bung Karno pun ketika sedang menebar benih-benih nasionalisme pada tahun 1930an sering menggunakan kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905.

Oleh Bung Karno, guna membangkitkan rasa percaya diri bahwa bangsa Asia yang diwakili Jepang mampu mengalahkan hegemoni bangsa Eropa, maka kemenangan Jepang atas Rusia tersebut dipakai sebagai energi bagi kebangkitan nasionalisme dan semangat perjuangan seluruh bangsa Indonesia untuk merdeka. 

News Update