JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan orang yang divaksinasi penuh di Inggris telah dirawat di rumah sakit dengan varian virus corona Delta yang sangat menular.
Hal itu disampaikan ilmuwan di Inggris pada hari Jumat, seperti dilansir Al Jazeera. Pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa 'vaksin tidak menghilangkan semua risiko' bahwa tanda-tanda awal suntikan itu mungkin tidak menghentikan penularan Delta
Dalam perkembang soal Covid-19 terbaru, Public Health England (PHE, Badan Kesehatan Inggris) juga memperingatkan ada tanda-tanda awal bahwa orang yang telah diinokulasi mungkin dapat menularkan strain Delta semudah mereka yang belum menerima suntikan.
Dari 19 Juli hingga 2 Agustus, 55,1 persen dari 1.467 orang yang dirawat di rumah sakit dengan varian Delta tidak divaksinasi, kata PHE, sementara 34,9 persen – atau 512 orang – telah menerima dua dosis.
Tanggal 19 Juli di sana disebut "hari kebebasan", karena merupakan tanggal bagi negeri Inggris secara signifikan melonggarkan pembatasan Lockdown (penguncian).
Semua vaksin yang digunakan di Inggris, yang diproduksi oleh AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer-BioNTech, mengharuskan orang ‘harus’ menerima dua dosis untuk diinokulasi sepenuhnya.
Sekitar 75 persen populasi orang dewasa Inggris telah menerima dua suntikan hingga saat ini.
“Semakin banyak populasi yang divaksinasi, kita akan melihat persentase relatif yang lebih tinggi dari orang yang divaksinasi di rumah sakit,” kata PHE.
Jenny Harries, kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan angka rawat inap menunjukkan "sekali lagi betapa pentingnya kita semua maju untuk menerima kedua dosis vaksin segera setelah kita dapat melakukannya".
“Vaksinasi adalah alat terbaik yang kita miliki untuk menjaga diri kita dan orang yang kita cintai aman dari risiko penyakit serius yang dapat ditimbulkan Covid-19,” kata Harries dalam sebuah pernyataan.
“Namun, kita juga harus ingat bahwa vaksin tidak menghilangkan semua risiko: masih mungkin untuk menjadi tidak sehat dengan Covid-19 dan menginfeksi orang lain.”