BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga9 Agustus 2021, membuat pengusaha warteg Srimulya, di jalan Raya Pasir Gombong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi cemas.
Hal itu diungkapkan oleh sang pemilik warung makan (Warteg) Srimulya, Nur Solihin. Menurutnya, awal pandemi tahun lalu, tidak terlalu parah , hanya mengalami penurunan omset sebesar 30 persen setiap bulannya.
Namun belum terkendalinya pandemi covid19 yang hampir berjalan dua tahun, membuat Nur semakin merasa was was.
"Adanya covid19 tahun lalu itu buat kami, bisa turun 30 persen, sekarang ditambah kebijakan baru lagi yaitu adanya ppkm level 4, usaha saya semakin sepi.
Usaha Warteg yang dimiliki oleh Nur Solihin semakin sepi semenjak adanya PPKM Level 4 tersebut.
Menurut dia ada tiga faktor penyebab. Pertama banyak para pekerja sudah di PHK dan diberhentikan yang membuat mereka tak lagi mampir ke rumah makan.
Kedua, makan dibatasi dengan waktu hanya 20 menit. Ketiga, para pengendara motor ataupun ojek online sudah jarang mampir ke wartegnya.
"Meskipun harganya murah karena ini warteg, tetap saja sepi, karena adanya PPKM Level 4 dan banyak pegawai pabrik langganan saya di phk," tambah Nur
Nur Solihin menuturkan bahwa kini omsetnya turun sekitar 40 hingga 50 persen. Bahkan Nur mengatakan kalau jumlah porsi lauk di etalase menu warteg dikurangi hingga setengah porsi.
Selain menu Ikan dan Ayam, Menu lainnya yang masih dipertahankan oleh Nur untuk mencari rezeki.
"Sekarang mencapai 40 hingga 50 persen omzet turun, dan sudah dikurangi untuk menu lauknya, kaya Menu Ikan, Ayam, Dan Daging, Sisanya saya pertahankan untuk menu Tempe Orek, tahu, mie, kentang, tumisan kangkung, acar dan gorengan. Karena lauk selain jenis Ikan dan Ayam yang justru cepat habisnya," keluh Nur saat diwawancarai oleh PosKota