LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Kabupaten Lebak kini masih berada di zona merah dengan resiko tinggi penularan Covid-19. Bahkan, penambahan kasus terkonfirmasi covid-19 setiap harinya terus meningkat.
Pertanggal 4 Agustus 2021 jumlah kasusnya sudah mencapai 8.222 kasus positif, dengan rincian 1.358 orang masih menjalani isolasi mandiri, 6.678 orang sudah sembuh, dan 186 orang meninggal dunia.
Upaya 3 T yakni Testing, Tracing, dan Treatment pun terus dilakukan Pemkab Lebak. Bahkan, Pemkab Lebak menargetkan 2.810 testing dalam satu harinya.
Namun, dalam pelaksanaannya testing di Lebak masihlah sangat rendah. Dan bahkan masih jauh dari target itu.
Asda II Pemkab Lebak Ajis Suhendi mengatakan, jumlah testing sendiri di Lebak sendiri masih di bawah jumlah standar WHO yakni sebanyak 1/1000 orang dari jumlah total penduduk atau sebesar 1.651 jiwa perharinya.
"Seminggu terakhir, rata-rata testing kita sekitar 323 atau baru 11,48 persen dari yang ditargetkan di Inmendagri dan 17,48 persen dari standar yang ditetapkan WHO," kata Asda II Pemkab Lebak Ajis Suhendi saat dihubungi, Kamis (05/08/2021).
Ia mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan masih rendahnya angka testing Covid-19 di Kabupaten Lebak. Salah satunya yakni keterbatasan tenaga kesehatan (Nakes).
"Memang ketika kita fokus divaksin, testing kita yang kedodoran. Termasuk juga stigma masyarakat ketika petugas datang menggunakan APD lengkap. Jadi memang ini akumulasi yang menyebabkan testing kita masih jauh dari standar," papar Ajis.
Untuk mengakali itu, pihaknya akan mewajibkan setiap warga yang akan menjalani vaksinasi covid-19 untuk melakukan swab test terlebih dahulu.
"Sedang kami diskusikan, kami akan coba combine, jadi sebelum divaksin akan dilakukan tes swab dulu. Ini pernah dilakukan di Gunungkencana dan beberapa wilayah lain, kemungkinan ke depan ini kita lakukan," terang Ajis.
Lebih lanjut dikatakan Ajis, rendahnya testing menyebabkan positivity rate Kabupaten Lebak masih cukup tinggi. Meskipun keterisian tempat tidur (BOR) sudah menurun.