Bertahan di Masa Pandemi Covid-19, Wali Kota Cilegon Ajak Warga Ciwandan Bertani

Kamis 05 Agu 2021, 21:35 WIB
Camat Ciwandan Agus Ariyadi (kiri), Walikota Cilegon Helldy Agustian (dua dari kiri), dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta (tiga dari kiri) memanen cabai di Kelurahan Tegalratu, Kamis (5/8). (ist)

Camat Ciwandan Agus Ariyadi (kiri), Walikota Cilegon Helldy Agustian (dua dari kiri), dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta (tiga dari kiri) memanen cabai di Kelurahan Tegalratu, Kamis (5/8). (ist)

CILEGON, POSKOTA.CO.ID - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun telah mengganggu berbagai sektor, dampak ekonominya begitu besar bagi masyarakat Indonesia.

Tidak mau terlena oleh kondisi pandemi dan bisa bertahan hidup, masyarakat di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon mengoptimalkan lahan tidur untuk berkebun sebagai solusi alternatif dalam menyikapi dampak buruk dari pandemi Covid-19.

Hasilnya, masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Kubang Lestari di Kelurahan Kubangsari dan Kelompok Tani Tunas Meluar di Kelurahan Tegalratu memanen hasil kebun bersama Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta, dan Camat Ciwandan Agus Ariyadi.

Camat Ciwandan Agus Ariyadi menjelaskan, pertama, panen dilakukan di Kubangsari.

Di sana, masyarakat bersama Wali Kota memanen jagung, terong, bayam merah dan kangkung.

"Jumlah yang dipanen lumayan banyak, dari mulai jagung pulut yang berwarna ungu sekitar dua kwintal, terong 50 kilogram, bayam merah dan kangkung lumayan banyak," papar Agus kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).

Sedangkan di Tegalratu, masyarakat bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota memanen cabai merah keriting.

"Ini juga merupakan bagian dari program pekarangan pangan lestari atau P2L. Hasil panen kebun tersebut sebagian untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, sebagian lainnya dipasarkan," kata Agus.

Menurut Agus, hasil panen ini menjadi alternatif pendapatan dan pengganti kebutuhan pangan masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Dengan hasil kebun ini, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk kebutuhan pangan sehari-hari.

Dijelaskan Agus, masyarakat bertani tidak hanya di lahan luas, tapi juga di pekarangan rumah.

Berita Terkait

News Update