ANEH juga Legowo, 40, dari Surabaya ini. Di medsos suka komen soal penegakan hukum. Tapi dia sendiri kata istrinya, Nunun, 35, susah tegak dia punya “burung”. Celakanya, pada tetangga Nunun suka cerita bahwa suaminya hanya menang tongkrongan, tapi “tangkringan”-nya payah! Kan bikin malu Legowo.
Banyak orang tertipu oleh penampilan. Ada pejabat tampangnya berwibawa, tapi begitu berbicara suaranya kecil. Tapi banyak pula, tampilan orangnya tak seberapa, tapi suaranya mantap macam penyiar RRI Jakarta tahun 1980-an, Sazli Rais. Ada juga orang kaya raya, tapi ke mana-mana hanya pakai T-Shirt, tak pernah pakai jas. Padahal uangnya di bank bisa menyaingi keluarga Akidi Tio yang jadi atau nggak mau bantu Rp 2 triliun.
Legowo mirip-mirip seperti itu. Orangnya ganteng, tongkrongannya meyakinkan, karena tingginya sampai 170 Cm, asli nggak pas naik egrang. Dan seperti lazimnya keluarga masa kini, Legowo juga aktip di medsos, setidaknya main di grup WA yang jadi relasinya. Postingannya sering mengitik pemerintah, khususnya soal penegakan hukum. Maka dia gondok banget, jaksa Pinangki yang sudah divonis 10 tahun tahu-tahu didiskon tinggal 4 tahun. Ini mal dari mana, diskon kok sampai 60 persen.
Maka di grup WA yang banyak diikutinya, banyak diledek teman-teman, cocoknya gabung sama ICW saja. Tapi Legowo tak pernah surut, bosan ngoceh di WA juga ketika ngobrol-ngobrol di warung kopi. Jika ketemu pelanggan yang suka baca koran atau media online, gayeng banget. Rasanya Kang Asep ketemu Mahfud MD tapi bukan di ILC TV-One.
Padahal di rumah, Nunun sebagai istrinya suka tertawa sampai berguling-guling. Bagaimana mungkin Legowo bicara soal penegakan hukum, lha wong di rumah “burung” sendiri sudah susah tegak. Maka jika suami pulang kemamalam sehabis ngobrol-ngobrol sama tetangga sambil main gaple, suka diledek habis. “Oalah Mas, mbok ngaca dululah. Kuliah fakultas hukum saja nggak selesai kok gayanya seperti pakar hukum.” Ledek istrinya.
Tentu saja Legowo suka nggak legawa ketika dikecam bini sendiri. Gantian Nunun diomeli sebagai istri yang tak pernah mensuport suami, tapi malah nyinyir terus macam oposisi di Senayan, Jakarta. Padahal karier suami bisa melesat karena dorongan istri. Lha kalau istri sendiri selalu jadi oposan, apa itu namanya nggak kebangetan?
Paling bikin jengkel Legowo, Nunun ini jika ngobrol sama tetangga, tanpa sungkan suka ngumbar urusan rumahtangganya. Bukan saja soal ekonomi, sampai soal ranjang pun dibahas juga. Katanya, belakangan ini Legowo hanya menang tongkrongan doang, sedangkan “tangkringan”-nya payah. “Maka aku suka geli jika dia suka bicara penegakan hukum, lha wong burungnya sendiri nggak bisa tegak.” Kata Nunun yang sangat disesali suami.
Legowo pernah menasihati istrinya, jangan begitulah, soal begituan kok diceritakan sama orang. Tapi rupanya Nunun tak peduli dengan alasan, kebebasan bicara dijamin undang-undang. Gara-gara terus ngeyel, Legowo pernah mengancam, akan diceraikan jika mengulang sekali lagi tindakannya yang tak terpuji.
Karena segala nasihatnya tak digubris, terpaksa Legowo mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Takutkah Nunun, sama sekali tidak! Sebab dia berharap, setelah menjadi janda nanti bisa cari suami baru yang tangkringannya joss gandos kotos-kotos.
Memangnya Soimah? (GTS)