PANDEMI mengguncang dunia adalah sebuah fakta. Sering dikatakan dunia sekarang sedang tidak baik – baik saja karena penyebaran virus corona belum mereda. Bahkan, pada beberapa negara terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Data menyebutkan lebih dari 197 juta orang terinfeksi virus corona. Lebih dari 4,2 juta orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan mata pencaharian hancur, keluarga dan komunitas terpisah, hingga bisnis- bisnis bangkrut selama pandemi berlangsung.
Itulah sebabnya diserukan adanya penguatan layanan kesehatan mental secara umum dan peningkatan akses perawatan. Selain itu, perlu dukungan psikologis yang lebih baik di sekolah, kampus, tempat kerja, termasuk orang – orang yang berada di garda terdepan melawan Covid-19.
Yah, kesehatan mental menjadi penting mengingat dampak pandemi mencakup berbagai aspek kehidupan. Tak hanya soal kesehatan, ekonomi, juga sosial budaya, sosial politik dan sosial keamanan.
Sektor paling terasa,selain kesehatan adalah persoalan ekonomi menyangkut kebutuhan sehari – hari karena hilangnya pendapatan akibat terkena PHK, sulit berusaha. Utamanya sektor informal, pekerja serabutan, pedagang pinggir jalan, pedagang asongan dan lain – lain.
Kurang terpenuhinya kebutuhan sehari – hari dalam kurun waktu yang cukup lama, lebih dari setahun, kian terjepitnya kondisi ekonomi keluarga, tentu akan berdampak kepada gangguan mental masyarakat.
Di sisi lain, kesehatan mental menjadi penting untuk diperhatikan karena meningkatkan imunitas dan kekebalan seseorang tidak hanya menyangkut tubuh/badan, juga mentalnya (jiwanya).
Itulah sebabnya suasana hati riang, senang , gembira menjadi salah satu faktor penguat melawan virus dan mempercepat proses penyembuhan bagi pasien Covid.
Tak sedikit rumah sakit rujukan yang menerapkan senam pagi bersama – sama sambil joged- joged bagi pasiennya sebagai upaya menciptakan suasana riang dan ceria. Tujuannya, memperkuat kekebalan fisik dan mental untuk mempercepat proses penyembuhan.
Tak dapat dipungkiri bahwa pendemi membuat banyak orang merasa cemas, tak sedikit yang stres. Cemas dan khawatir tertular virus corona. Belum lagi dampak psikologis dari adanya pengetatan – pengetatan, penguncian diri dan isolasi diri ikut berkontribusi pada gangguan kesehatan mental. Ditambah lagi, jika ada tekanan terkait pengangguran, masalah keuangan dan keterasingan sosial.