Pimpin Rapat Tehnis Pencegahan Karhutla, Menteri LHK: Antisipasi Puncak Karhutla dengan Sinergi Hujan Buatan

Sabtu 31 Jul 2021, 16:14 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya saat pembukaan acara Indonesia Green Summit 2021, di Jakarta. (ist)

Menteri LHK Siti Nurbaya saat pembukaan acara Indonesia Green Summit 2021, di Jakarta. (ist)

KLHK juga memiliki pola penegakan hukum yaitu dengan memberikan peringatan kepada perusahaan pemilik kebun sawit dan sebagainya apabila muncul titik panas di lokasi usahanya.

Prediksi Iklim-Cuaca 2021
Pada rapat kali ini, Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati menyampaikan prediksi iklim dan cuaca tahun 2021 di Indonesia.

Dwikorita dalam paparannya memberikan kesimpulan bahwa Indeks ENSO Juli 2021 menunjukkan kondisi Netral dan diprakirakan Netral hingga awal tahun 2022. 

Kemudian, pada sekitar bulan Agustus hingga Oktober 2021, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masuk dalam kategori Rendah, sedangkan November hingga Januari 2022 masuk kategori Menengah-Tinggi.

Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan untuk mewaspadai potensi karhutla kategori menengah hingga tinggi pada bulan Agustus 2021 di wilayah pulau Sumatera bagian tengah dan sebagian NTB dan NTT.

Selain itu, BMKG memprediksi puncak musim kemarau pada beberapa wilayah rawan karhutla antara lain Sumatera bagian selatan dan sebagian besar pulau Kalimantan berada pada bulan Agustus dan September. 

Direktur Jenderal Pengendaliam Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanti pada paparannya kepada Menteri LHK, melaporkan bahwa menurut data pantauan titik panas sejak 1 januari hingga 29 Juli 2021, terdapat dua wilayah yang titik panasnya telah berjumlah di atas 100.

Dua wilayah tersebut yaitu Kalimantan Barat dengan total sebanyak 164 titik dan Riau yang telah menyentuh angka 170 titik.

Secara total, untuk tahun 2021 jumlah hotspot pada wilayah rawan karhutla berjumlah total 401 titik panas dan seluruh wilayah Indonesia terdapat 684 titik panas (data dari satelit Terra/Aqua NASA tahun 2021 s.d. tanggal 29 Juli 2021 Pukul 07.00WIB).

Apabila dibandingkan dengan total jumlah hotspot tahun 2020 dengan periode yang sama, jumlah titik panas adalah sebanyak 1.008 (berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80%) Berdasarkan perbandingan tersebut, terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 324 titik atau 32,14%.

Laksmi kemudian menyampaikan upaya pengendalian karhutla di tingkat tapak telah dilaksanakan bersama-sama dengan kolaborasi berbagai pihak yang tergabung dalam patroli terbadu.

Hasil rekapitulasi kegiatan pemadaman darat menunjukkan bahwa sebanyak total 1.320 kegiatan telah dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat dan Riau menjadi wilayah terbanyak dilakukan pemdaman dengan total masing-masing 361 dan 282 kegiatan. (*/ril)

Berita Terkait

News Update