JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Dokter sekaligus influencer yakni dr Tirta Hudhi memaparkan sejumlah perbedaan gejala yang ditimbulkan oleh virus Corona (Covid-19) dan juga influenza.
Menurut pria berusia 30 tahun itu, perbedaan gejala antara Covid-19 dan influenza akan mulai terliht pada hari keempat sampai dengan keenam sejak seseorang dinyatakan terinfeksi sebuah virus.
"Kalau Covid, hari keempat sampai keenam, itu batuk sama nyeri telan. Sudah beda, influenza juga ada batuk, tapi rata-rata berdahak dan bisa keluar. Kalau Covid-19, dia berdahak, tapi dahaknya nyangkut nggak bisa keluar," ucap dr Tirta dikutip poskota.co.id dari kanal YouTubenya.
Khusus untuk Covid-19, seseorang akan mulai mengalami gejala seperti batuk yang dahaknya sangat sulit untuk dikeluarkan dan adanya rasa sakit atau nyeri ketika berusaha menelan makanan.
Lalu pada hari keempat hingga keenam,pasien Covid-19 kemudian akan mulai mengalami gejala anosmia, ageusia dan parosmia.
Pasien Covid-19 di hari keemoat sampai dengan keenam bisa melakukan pengobatan dengan cara mengonsumsi obat-obatan seperti Acetylcysteine, OBH hitam atau Ambroxol dengan tujuan untuk dapat mengencerkan dahak supaya bisa dikeluarkan dengan mudah.
Sedangkan seseorang yang terpapar influenza akan merasakan pilek, hidung gatal dan lebih sering bersin.
Selain itu menurutnya cairan pilek (ingus) yang keluar dair hidup akan didominasi oleh warna putih dan juga batuk berdahak tetapi masih bisa dikeluarkan.
Namun jika seseorang terapapar influenza, masih masuk ke dalam kattegori mudah disembuhkan karena dapat diobati dengan obat-obatan yang di warung seperti Neozep, Sanmol, dan sejenisnya.
Demam dari seseorang yang terinfeksi influenza biasanya akan mulai menurun pada hari ketujuh sampai kesepuluh.
Seseorang yang mengidap Covid-19 menurut dr Tirta akan mengalami dua kondisi, yakni kondisi pertama akan mengalami proses pemulihan, tanda-tandanya seperti sembuh dari demam, batuk mulai meringan dan indra penciuman mulai normal kembali.
Kemudian kondisi yang kedua akan mengalami batuk yang memberat imbas virus yang sudah mencapai paru-paru dan saturasi tercatat sudah dibawah 90 persen. Dengan begitu rontgen sangat amat diperlukan jika situasinya seperti itu.
"Normalnya orang 80 persen di hari kesepuluh ini udah nggak demam tinggi batuk tipis-tipis, anosmia tipis-tipis sudah bisa lepas obat. Nah sebagian orang 20 persen itu kritis, saturasinya itu di bawah 70, dan menyebabkan badai sitokin," imbuh dr Tirta. (cr03)