JADI bini nelayan, Fitri, 30, tiap malam harus siap kedinginan karena suami melaut cari ikan. Ternyata itu dimanfaatkan tetangga, Gofar, 35, untuk memasukkan 'jangkarnya'. Tentu saja Dulhadi, 33, suaminya jadi dendam. Maka demi memergoki istri jalan bareng sama Gofar, PIL istri tersebut dibantai tanpa ampun.
Entah apa sebabnya, nelayan jika mencari ikan selalu malam hari. Apa di malam hari ikan-ikan itu suka dugem dan karaokean? Nggak tahulah! Yang pasti, kemudian banyak lelaki yang cari kesempatan untuk cari yang sempit-sempit. Bini nelayan pun dipecundangi. Mentang-mentang suaminya di laut, si tetangga memasukkan 'jangkar' miliknya sampai kemudian ketahuan dan jadi masalah.
Gofar warga Tanjung Binga Kecamatan Sajuk, Bangka Belitung, termasuk lelaki yang suka cari-cari kesempatan itu. Banyak orang jadi pengamat politik macam M. Qodari dan Burhanudin Muhtadi, dia malah pilih jadi pengamat bini orang! Salah satu yang jadi pusat pengamatannya adalah Ny. Fitri itu tadi. Gofar memprediksi bahwa tiap malam ditinggal Dulhadi cari ikan di laut, pastilah dia kedinginan dan kesepian. “Saya siap memberikan obat anget,” kata batin Gofar.
Obat anget itu bukan permen jahe atau wedang beras kencur, malainkan mewakili suami dalam urusan ranjang. Otak Gofar sampai sengeres itu, karena penampilan Fitri masih sangat oke punya. Wajah cantik dan bodi seksi menggiurkan. Terus terang saja, manakala melihat bini Dulhadi ini ukuran celana Gofar langsung berubah dari M ke XL, karena saking ngebetnya.
Pelan-pelan tapi pasti, dia mulai mendekati Fitri, tapi yang ditempel dulu anak balitanya, dengan dibelikan jajan ini itu. Setelah akrab dengan si Upik, mulailah mendekati mamanya. Dan ternyata berhasil gemilang. Sebab Fitri mulai mau diajak keluar jalan-jalan. Lain hari lalu, dari jalan-jalan ke tidur-tiduran akhirnya Fitri berhasil ditiduri pula.
Hari-hari selanjutnya, ketika Dulhadi melaut dengan perahu kelotoknya, di rumah justru Fitri sering kemasukan 'jangkar' Gofar yang imut-imut bikin sedut senut. Lama-lama Dulhadi pun mendengar isyu tak sedap tersebut. Cuma untuk mendakwa langsung istri dan Gofar, belum ada bukti otentik. Sebab untuk menangkap basah seseorang, kata KPK harus dilengkapi dengan 2 alat bukti.
Sementara Dulhadi gundah gulana akan aksi mesum bini dengan tetangga, tiba-tiba saat dia pulang melaut, eh....kok melihat istrinya jalan bareng dengan Gofar, sementara anak balitanya ikut bersamanya. Benar-benar seperti suami istri saja. Maka diam-dian Dulhadi menyiapkan golok.
Sepulang Gofar mengantar Fitri dan anaknya, langsung dicegat dan dibabat golok. Gofar sempat takbir, “Alllahu Akbar.....”, tapi Dulhadi tak juga melunak hatinya. Sabetannya terus berlanjut. Seorang saksi mata mengatakan, dari tempat berjarak 50 meter dia menyaksikan betapa Dulhadi melampiaskan dendam kesumatnya secara total. Sebab meski tubuh Gofar sudah tak bergerak, masih juga diberi “bonus” dua kali tusukan.
Saksi mata baru berani mendekat ketika Dulhadi datang bersama polisi. Rupanya dia sengaja menyerahkan diri atas kejahatan kemanusiaan yang baru saja dilakukan. Sementara jenazah Gofar diurus sebagaimana mustinya, Dulhadi pun ditahan. Tak ada rasa penyesalan di wajahnya. Sepertinya dia puas sekali telah berhasil bikin Gofar brenti jadi orang.
Tapi di sono-nya, perjalanan masih jauh kok. (GTS)