"Yang penting saat bekerja menjalaninya dengan ikhlas saja, biar semuanya lancar. Dan Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar," sambungnya.
Pengalaman yang paling berkesan, lanjut Wanto, adalah ketika ia harus mengakut para penghuni panti Jompo di Cengkareng.
Dimana mereka yang sudah sulit berjalan, akhirnya harus diangkut satu persatu bersama beberapa rekannya.
"Bahkan ada juga satu penghuni panti yang buang air kecil didalam bus, ya tetap harus kita bersihkan didalamnya, pasiennya juga kita pakaikan Pampers," imbuhnya.
Namun, dari semua pengalaman yang didapat, ia mengaku memiliki kenangan yang tak terlupakan.
Pasalnya, ketika ia sedang mengevakuasi dengan pakaian lengkap, sang ibu di kabarkan meninggal dunia.
"Saat itu saya cuma berfikir harus menyelesaikan terlebih dahulu pekerjaan ini sebelum pulang ke rumah. Karena di pikiran saya, kalau saya pulang lebih cepat yang ada malah membawa masalah karena belum bersihnya saya dari bahaya Covid-19," kenangnya.
Pesan ibu, kata Wanto, yang paling berkesan adalah ketika sebelum berangkat kerja almarhumah menyebut tetap lanjutkan pekerjaan mulianya.
Karena dengan mengantarkan warga yang terpapar, disitulah pahala besar yang nantinya akan menjadi bekal di akhir hayatnya.
"Pesan itu disampaikan ibu saat dirinya sedang dalam kondisi kritis, namun keesokan harinya ternyata ibu mengembuskan nafas terakhirnya," ungkapnya.
Dikatakan bapak tiga anak ini, dari pesan yang diberikan sang ibu, yang membuat dirinya tetap berjuang dalam membantu penanganan Covid-19 ini.
Karena itu, ketika ia mengangkut penghuni panti, didalam pikirannya yang diangkat adalah ibunya.