20 Karyawan Meninggal, Ada Apa Dengan Transjakarta

Kamis 29 Jul 2021, 10:37 WIB
Said Iqbal: Kami sedang melakukan investigasi dan menduga jumlah karyawan Transjakarta meninggal hampir mendekati 20 orang.(Foto/transjakarta.co.id)

Said Iqbal: Kami sedang melakukan investigasi dan menduga jumlah karyawan Transjakarta meninggal hampir mendekati 20 orang.(Foto/transjakarta.co.id)

JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, mengatakan, saat ini Serikat Pekerja dari PT Transjakarta sedang melakukan investigasi terkait adanya dugaan jumlah tersebut lebih banyak, atau hampir mendekati 20 orang.

"Kami sedang melakukan investigasi dan menduga jumlah kematian karyawan Transjakarta meninggal hampir mendekati 20 orang," tutur Said dalam keterangan pers  secara daring, Rabu 28 Juli 2021.

Said menambahkan, kalau memang ingin yang dipakai patokannya adalah apa yang disampaikan pimpinan perusahaan Transjakarta 14 orang meninggal.

Tetapi Serikat Pekerja sedang melakukan investigasi, menduga hampir 20 orang karyawan meninggal.

Said Iqbal meminta agar pimpinan perusahaan tidak panik, apalagi sampai meminta Gubernur Jakarta, Anies Baswedan melakukan sidak langsung ke salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

"Jangan cari muka dan jangan asal bapak senang," tuturnya.

Masih dengan Said, pekerja tidak meminta kepada pimpinan perusahaan menyikapi situasi ini, tapi lebih kepada Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.

Said lantas menyinggung soal inspeksi yang pernah dilakukan Anies ke kantor PT Equity Life Indonesia pada 6 Juli lalu.

Kemudian membandingkan perlakukannya dengan PT Transjakarta yang tidak lain adalah salah satu BUMD.

"Dengan tegas Gubernur DKI meminta PT Equity Life Indonesia membuat jam kerja itu adalah WFH, mengikuti aturan. Apa jawaban pimpinan perusahaan? Mereka menyatakan tidak menyalahi aturan karena termasuk kategori perusahaan esensial atau kritikal menurut OJK," jelas Said.

"Kalau ada sidak dari Gubernur, secara peraturan memang mereka mungkin benar. Tapi Gubernur dan jajarannya menemukan tiga kesalahan dalam pelaksanaannya dan itu akhirnya diakui oleh pimpinan perusahaan," tambahnya melengkapi.

News Update