ADVERTISEMENT

Kadinkes Bingung, Kenapa Lebak Kembali ke Zona Merah, Padahal BOR Sudah Turun Jadi 59 Persen

Rabu, 28 Juli 2021 16:37 WIB

Share
Kepala Dinkes Lebak Triatno Supiono: BOR telah menurun drastis hingga 59 persen, namun masih ditetepkan sebagai zona merah. (Foto/yusuf)
Kepala Dinkes Lebak Triatno Supiono: BOR telah menurun drastis hingga 59 persen, namun masih ditetepkan sebagai zona merah. (Foto/yusuf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triatno mengaku kebingungan dan tidak tahu alasan mengaku Kabupaten Lebak kembali masuk ke dalam zona merah penularan Covid-19.

Karena menurutnya, jumlah terkonfirmasi kasus Covid-19 di Kabupaten Lebak sendiri dalam beberapa waktu terakhir ini telah menurun, dan tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 yang dirawat atau menjalani isolasi mandiri (Isoman) telah meningkat.

"Kita akan analisa kembali dimana titik yang menjadi alasan kita kembali ke zona merah," kata Triatno saat ditemui Pos Kota di Pendopo Pemkab Lebak, Rabu 28 Juli 2021.

Kadinkes mengungkapkan, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kabupaten Lebak sejak 3 Juli hingga saat ini sendiri dinilai telah berdampak pada penurunan jumlah Bed Ocuppancy Rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit penanganan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Lebak.

Bahkan, dari jumlah sebelumnya yang mencapai 90 persen, kini BOR telah menurun drastis hingga 59 persen.

Masih dengan Triatno, BOR kita telah turun dan tingkat positif rate 13.5 persen, makanya akan kita pelajari lebih lanjut lagi kenapa bisa zona merah.

Karena jika diagnosa Pemerintah Pusat berdasarkan BOR, maka BOR rumah sakit dikita yang merupakan rumah sakit darurat yang menangani pasien gejala ringan telah berkurang.

Nanti kami akan mengambil beberapa analisis dari tes PCR untuk menjadi pembelajaran persebaran kasus aktif.

Hasil PCR tersebut diperoleh dari mereka yang melakukan kontak erat, kemudian kita gunakan menjadi bahan analisis.

"Kami akan mencoba melakukan testing dan pemeriksaan PCR kepada masyarakat dan pedagang yang berada di Pasar Rangkasbitung untuk mengetahui alasan dari berubahnya warna dan peta di Kabupaten Lebak," tutup Triatno.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT