ADVERTISEMENT

'Lahan' Dibiarkan Terlantar, Akhirnya Dioper Garap Orang

Senin, 26 Juli 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur: 'Lahan' Dibiarkan Terlantar, Akhirnya Dioper Garap Orang. (Foto/Poskota.co.id)
Karikatur: 'Lahan' Dibiarkan Terlantar, Akhirnya Dioper Garap Orang. (Foto/Poskota.co.id)

KASIHAN Ida, 32, punya suami sibuk, sedangkan dia sendiri juga wanita karier, akhirnya “lahan”-nya yang bersertipikat nyaris tak pernah digarap. Widyanto, 35, teman sekantor yang suka dicurhati Ida, langsung saja menggarap “lahan” terlantar itu. Karena memang lahan subur, Ida pun hamil dan suami pun mencak-mencak.

Di kota Surabaya dan Jakarta, jarang ada lahan nganggur. Kalaupun ada, jika tak dipagar tembok tinggi, sudah diduduki orang. Jika hanya untuk bercocok tanam, itu masih mending. Banyak juga yang  nekad mendirikan bangunan di atasnya. Giliran yang punya muncul, minta uang pengusiran. Padahal siapa suruh nyerobot lahan orang, kok mau menang sendiri.

Itu lahan biasa yang setiap tahun dikenakan PBB. Paling gawat, lahan dalam tanda petik yang menjadi hak mutlak suami jika sudah berumahtangga, banyak juga yang bobol “dioper garap” oleh lelaki lain. Contohnya Ny. Ida dari Surabaya ini. Meski lahannya sudah bersertipikat hak pakai selama hidup, jadi terlantar gara-gara Edward, 40, suaminya merupakan pengusaha konveksi yang sibuk.

Ida sendiri merupakan wanita karier, sebagai PNS di sebuah instansi. Karenanya, meskipun suami istri Edward-Ida jarang berkomunikasi, termasuk soal komunikasi sambungraga sebagaimana lazimnya suami istri. Karena sama-cama capek, setiap tiba di rumah acaranya paling favorit ya tidur untuk istirahat.

Adalah Widyanto, teman sekantor Ida. Dia tahu jika rumahtangga Ida-Edward tak harmonis juga dari Ida sendiri. Ida memang suka curat padanya, menceritakan kondisi rumahtangganya. Dari soal sosial ekonomi sampai kebutuhan biologis. Mengenai ekonomi tak ada masalah, tapi yang menarik perhatian Widyanto, ternyata “lahan” milik Ida sudah lama ditelantarkan, padahal terbebas dari PBB.

“Kalau kebutuhan biologis sih, saya juga siap memasokknya sekalian sama oksigennya,” kata batin Widyanto, karena sering melihat Ida suka megap-megap saat bercurhat ria. Tapi bukan karena kekurangan oksigen, tapi karena luapan emosi melihat tabiat suami yang dingin pada istri sendiri. Bayangkan, dicolak-colek istri kok malah dibilangi, “Kayak kondektur biskota saja kamu ah.....”

Setelah mempertimbangkan untung ruginya, Widyanto mencoba mengail di air keruh. Diam-diam dia mendekati Ida yang kesepian itu. Ternyata dapat respon positip. Maka keduanya menjadi sering jalan bersama, bahkan masuk hotel. Jika sudah masuk hotel segala, bisa ditebak bahwa Ida pasti dibikin dedel duel.

Sejak itu Ida jadi sering pulang malam, sampai di rumah sudah pukul 22:00. Katanya lembur, karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga. Akibat seeringnya kelayapan bersama Widyanto, tahu-tahu Ida hamil 4 bulan. Awalnya Ida tenang-tenang saja, karena ada suami sebagai penanggungjawab tapi bukan Pemimpin Redaksi.

Ternyata reaksi Edward kaget dan marah. Bagaimana mungkin bisa hamil, wong istri sudah lama tak “divaksin”. Karenanya Ida sebagai tersangka diminta menyebutkan siapa pelaku yang telah berani menyerobot lahan milik orang. Maka Ida pun menyebut nama Widyanto, sosok lelaki yang selama ini sangat perhatian padanya. “Oo, begitu. Katanya kamu lembur di kantor, ternyata sama Widyanto lempengin burung ya....?” omel Edward.

Tentu saja Edward tak terima penyerobotan lahan miliknya itu. Maka dia lalu lapor ke Polresta Surabaya. Lebih dari itu, esok harinya dia mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Biasanya, jika alasannya masalah perzinaan, akan langsung dikabulkan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT