Singkatnya, Sarmili menjelaskan bahwa perparkiran di apartemen yang ia kelola itu sudah mengantongi perizinan.
Pada saat perbincangan itu, Sarmili terlihat membawa senjata api di pinggang.
SLU merasa terintimidasi dan sempat mengadukannya ke polisi.
Sarmili sempat diinterogasi oleh polisi, namun kemudian akhirnya ia menyampaikan permintaan maaf.
"Saya H Sarmili, SH, (selaku) bendahara, dengan ucapan saya kemarin saya tidak sengaja atau refleks, atau dianggap seperti khilaf. Dan saya secara pribadi ataupun atas nama keluarga minta maaf atas ucapan saya yang viral pada video tersebut," ujar Sarmili dalam konferensi pers di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (24/7/2021).
Sarmili tidak berniat mengintimidasi atau membuat SLU merasa terancam dengan senjata api tersebut.
"Demi Allah, demi Rasulullah, tidak ada niat apa pun. Saya hanya dalam acara itu hanya mempertahankan pembenaran saya," tegasnya.
Klarifikasi Ketua NU Jakbar
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PCNU Jakarta Barat KH Agus Salim memberikan klarifikasi soal pengakuan Sarmili sebagai Ketua NU.
Ia menegaskan jika Sarmili di kepengurusan PCNU Jakbar adalah sebagai Bendahara Lembaga Penyuluhan Hukum NU (LPH-NU) Jakbar.
"Terlepas beliau mengatakan kemarin statement-nya (mengaku) Ketua NU Jakbar, itu sesungguhnya tidak benar. Mungkin spontan, mungkin reaktif, namanya juga manusia, banyak khilafnya. Bagi saya, itu sebenarnya hal yang biasa karena manusia, tapi karena kebetulan banyak tanya ke saya, japri ke saya, maka saya panggil nih H Sarmili ke sini, supaya clear. Kalau bahasanya itu tabayun, klarifikasi bahwa Ketua NU Jakbar sementara ini saat ini masih saya, H Agus Salim. H Sarmili adalah Bendahara LPBH NU," pungkas Agus Salim. (cr01).