Jaga Diri, Jangan Sampai Transit di Rumkit

Sabtu 24 Jul 2021, 09:30 WIB
Karikatur: Jaga Diri, Jangan Sampai Transit di Rumkit. (Kartunis/Poskota.co.id)

Karikatur: Jaga Diri, Jangan Sampai Transit di Rumkit. (Kartunis/Poskota.co.id)

KASUS Covid-19 masih fluktuatif. Beberapa hari sebelumnya penambahan kasus positif menurun tajam dari di atas 50 rbu menjadi di bawah 35 ribu. Kamis (22/07/2021) naik lagi hampir mencapai angka 50 ribu, tepatnya 49.509 kasus sehingga total menembus angka 3 juta kasus sejak Covid menimpa negeri kita, 2 Maret 2020.

Kenaikan kasus positif ini wajib diwaspadai, tak terkecuali angka kematian yang cenderung melonjak dari sebelumnya di bawah 200 kasus, terus bergerak naik ke angka di atas 500, naik lagi melewati angka 1.000 kasus. Dan, Kamis lalu mencapai angka 1.449 sehingga total pasien yang meninggal dunia sebanyak 79.032 orang.

Kasus diprediksi akan terus naik, tetapi diharapkan dengan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang lebih maksimal, angkanya cenderung menurun ke posisi nihil.

Meningkatnya angka kematian dapat dipahami akibat melonjaknya pasien baru tak bisa sepenuhnya dapat segera ditampung di rumah sakit rujukan Covid karena tingkat hunian beberapa rumah sakit di daerah sudah melebihi kapasitas. Belum lagi ketersedian obat- obatan, utamanya keterbatasan tabung oksigen yang sangat diperlukan bagi pasien dengan gejala berat.

Penuhnya tingkat hunian rumah sakit rujukan Covid-19, disamping keterbatasan – keterbatasan lainnya, tak jarang pasien tidak bisa segera mendapatkan pertolongan medis secara maksimal.

Meski begitu, pasien dengan latar belakang kormobid menjadi satu penyebab kondisi bisa bertambah berat.

Tak sedikit juga pasien tidak tertolong ketika isolasi mandiri (isoman) karena kurangnya perawatan. Saat pasien kian parah, sulit dirujuk ke rumah sakit rujukan karena penuh. Ditambah lagi minimnya tim kesehatan yang memantau pasien Isoman.

Data menyebutkan sebanyak 2.313 pasien kasus corona meninggal saat isoman di rumah. Data Lapor Covid-19 ini dihimpun dari 16 provinsi dan 78 kabupaten /kota seluruh Indonesia.

Kita tahu, tenaga kesehatan (nakes) sangat terbatas. Jumlahnya sangat jauh dari mencukup kebutuhan, lebih – lebih di era pandemi sekarang ini. Itulah sebabnya pernah ada usulan dari sejumlah kalangan, termasuk wakil rakyat agar pemerintah membuka tenaga relawan untuk membantu nakes yang memang perlu dibantu, support dalam berbagai aspek.

Penambahan nakes memang super prioritas guna memberikan pelayanan kesehatan tak hanya kepada pasien Covid, juga pasien non Covid yang juga perlu penanganan.

Di tengah kondisi seperti sekarang ini, tentu menjadi kewajiban kita semua untuk tidak menambah beban. Tidak menambah daftar pasien positif dan aktif menjadi lebih panjang.

News Update