CHINA, POSKOTA.CO.ID - WHO kabarnya akan kembali lanjutkan penelitian mengenai asal-usul Covid-19 di Wuhan, China.
Penelitian WHO mengenai Covid-19 itu sangat penting, karena hingga kini misteri Covid-19 belum juga terbongkar.
Mendengar rencana WHO akan kembali datang, China langsung ambil sikap dan dengan tegas menolak keras penelitian tersebut.
"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Zeng Yixin, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China, dikutip poskota.co.id dari Reuters.
Alasan China tak mau terima WHO lagi, karena menurutnya penelitian ini terdapat campur tangan politisasi.
Zeng pun berharap WHO menggarap kasus ini dengan serius dan penuh pertimbangan dan hanya mengkaitkannya dengan masalah ilmiah, bukan yang lain.
"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China, benar-benar memperlakukan penelusuran asal-usul COVID-19 sebagai masalah ilmiah, menyingkirkan campur tangan politik," tutur Zeng.
"Kami (China) menentang politisasi penelitian ini," tegas Zheng. Asal usul virus masih diperdebatkan di antara para ahli.
Zeng bersama dengan pakar China pada konferensi pers juga mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran ke negara lain.
Namun Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus tetap ngotot jika penelitian tahap kedua di China ini sangat penting.
Karena penelitian tahap dua di Wuhan mencakup studi lebih lanjut, serta "audit" laboratorium.
“Agar hal itu terjadi, kami berharap China mendukung fase berikutnya dari proses ilmiah ini dengan membagikan semua data yang relevan dalam semangat transparansi,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Selain itu, Tedros juga berharap China bisa bekerjasama dan terbuka untuk bisa menemukan asal usul Covid-19 yang kini sangat meresahkan warga dunia.
"Kami meminta China untuk transparan dan terbuka serta bekerja sama. Kami berutang kepada jutaan orang yang menderita dan jutaan orang yang meninggal untuk mengetahui apa yang terjadi," ujarnya.
Untuk diketahui, kasus pertama Covid-19 awalnya muncul di Kota Wuhan di Cina tengah pada Desember 2019. V
Virus itu diyakini telah berpindah ke manusia dari hewan yang dijual untuk makanan di pasar kota.
Banyak yang menduga jika Covid-19 diakibatkan dari kebocoran laboratorium yang ada di Wuhan. (Cr09)