Ribuan Dokter Junior Mogok Kerja, Sebagian Besar Tugas di Pusat Perawatan dan Rumah Sakit Covid-19 di Malaysia

Jumat 23 Jul 2021, 02:49 WIB
Mayoritas dokter kontrak junior di Malaysia dikirim ke pusat perawatan dan rumah sakit Covid-19. (foto: AFP/TST)

Mayoritas dokter kontrak junior di Malaysia dikirim ke pusat perawatan dan rumah sakit Covid-19. (foto: AFP/TST)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pusat perawatan dan rumah sakit Covid-19 di Malaysia akan menghadapi gangguan serius pada Senin (26/07/2021) mendatang, karena ribuan dokter junior akan mogok.

Mereka meninggalkan pekerjaan karena tuntutan pekerjaan tetap dan tunjangannya, yang menurut mereka, belum dipenuhi oleh pemerintah.

Hartal Doktor Kontrak (HDK), yang diterjemahkan menjadi Pemogokan Dokter Kontrak, sebuah kelompok yang telah mengorganisir pemogokan selama berminggu-minggu saat bernegosiasi dengan pemerintah.

HDK  telah memperingatkan rumah sakit dan Departemen Kesehatan negara bagian tentang pemogokan yang akan datang yang dapat melibatkan hingga 20.000 dokter, banyak dari mereka berada di garis depan pertempuran melawan Covid-19.

"Dokter kontrak di Malaysia telah setuju untuk berpartisipasi dalam pemogokan ini untuk menyatakan ketidakpuasan mereka dengan bagaimana masalah ini ditangani hari ini," kata HDK dalam surat tak bertanggal yang dilihat oleh The Straits Times. 

Diyakini, surat itu telah dikirim ke rumah sakit dan departemen kesehatan pada hari Kamis.

Mayoritas dokter kontrak junior di Malaysia dikirim ke pusat perawatan dan rumah sakit Covid-19, dan HDK meminta mereka untuk mengatur penggantian yang memadai Senin depan.
 

Senin Hitam
Pada pertengahan Juli, para dokter junior mengambil bagian dalam kampanye "Senin Hitam" di mana mereka datang untuk bekerja berpakaian hitam untuk menyatakan ketidaknyamanan dengan persyaratan pekerjaan mereka yang buruk, sebuah masalah yang merentang hingga tahun 2016.

Tampaknya hal-hal telah memburuk sejak itu. Puluhan dokter junior mengundurkan diri dengan pemberitahuan 24 jam pada hari-hari menjelang pemogokan.

Alasannya,  kelelahan karena tingkat penerimaan pasien Covid-19 di rumah sakit di seluruh negeri mencapai rekor tertinggi, membanjiri sistem kesehatan.

HDK mengatakan bahwa para dokter diminta untuk bekerja dengan jam kerja yang diperpanjang tanpa bayaran tambahan, dan dilarang melakukan pekerjaan locum di pusat-pusat vaksinasi yang dijalankan oleh sektor swasta.

Berita Terkait
News Update