PEMILIK rumah kos merangkap jadi paranormal KW-2, hanya Daeng Patompo, 50, dari Makassar (Sulsel). Itu sekedar akal-akalan untuk mencabuli anak kost, Heniati, 20. Agar mudah gadis itu ditaklukkan, dibilang saja jinnya jaga prokes, cuma mau keluar di ruang tertutup. Padahal yang keluar nafsu dia sendiri!
Paranormal duda pastilah ada. Tapi duda kemudian memproklamirkan diri sebagai paranormal, pasti ada motifnya. Kapan dia berguru pada ahlinya, kapan pula dia bertapa dalam lobang tanah selama 40 hari? Sebab seorang paranormal itu ada “laku”-nya, tak bisa ujug-ujug bisa menyembuhkan penyakit yang di luar logika, atau mengusir setan dari tubuh seseorang hanya sekedar berkomat-kamit.
Salah satunya Daeng Patompo, pemilik rumah kos dari kota Makasar. Tanpa melalui proses panjang, tiba-tiba saja dia mengaku sebagai paranormal. Padahal aslinya, dia sekedar ingin memperdayai gadis Heniati, karyawan pabrik yang kos di rumahnya. Kebetulan gadis itu cantik, dan Daeng sudah lama menduda. Bayangkan, kucing garong setiap hari melihat dendeng, betapa tersiksanya dia.
Daeng memang sudah lama menduda, tapi tak juga buru-buru menikah. Anehnya, setiap melihat cewek cantik jakunnya turun naik, sementara ukuran celananya mendadak berubah. Sebetulnya banyak teman dan keluarga menyarankan supaya segera menikah saja, biar ada yang ngurus luar dalam. Tapi Daeng Patompo tak pernah merespon. Bahkan dia beralasan, “Apakah seorang pemilik kos harus menikah? Capres saja menduda berlama-lama juga tak dimasalahkan.”
Orang-orang pun lalu menduga, Daeng Patompo pastilah suka “kulineran” alias jajan dengan perempuan jalang. Bisa secara konvensional, bisa pula secara online. Tapi secara onlin pun tak mungkin sekelas dia mengorder artis TA yang kencan short time Rp 30 juta dan long time Rp 70 juta. Bisa-bisa rumah rumah kos-kosannya kontal juga karenanya.
Benarkah Daeng lelaki duda suka “kulineran”? Hanya Allah yang tahu. Yang jelas belakangan dia sedang naksir berat pada anak kosnya, si Heni ini yang penampilannya sungguh menggamit rasa merangsang pandang. Tapi dia bingung dari mana harus mulai, dan dengan cara apa pula yang sekali tembak langsung kena. Daeng Patompo sadar betul bahwa dirinya bukan penembak jitu.
Tiba-tiba ide briliant muncul. Maka ketika Heni pas membayar kos-kosan bulanannnya, dia langsung bikin move bahwa dari pengamatannya, Heni ini gadis yang nafsu biologisnya tinggi. Tentu saja Heni kaget dan menanyakan, dari mana kok tahu dirinya semacam itu. Maka jawab Daeng Patompo, “Lho, saya kan paranormal, dan paranormal yang bener tak pernah berpromosi di radio swasta.”
Ternyata Heni pun percaya, dan minta bagaimana menghilangkannya. Sambil berbisik Daeng mengatakan, hal itu terjadi karena dalam diri Heni ada jin yang menguasai, dan jin itu harus diusir tanpa pesangon. Tapi ketika Heni penasaran dan minta jin itu segera diusirnya, Daeng beralasan lagi. “Mengusir jin itu tak bisa sembarangan, harus dilakukan di tempat tertutup, karena jin itu selalu jaga prokes.” Kata Daeng ngibulnya nggak ketulungan.
Mana ada jin takut Covid-19? Tapi Heniati yang kadung penasaran, percaya saja. Maka di tempat tertutup, yakni di kamar Heniati sendiri, terapi itu dilakukan. Di kamar itulah gadis kos-kosan ditelanjangi dan diraba-raba daerah cagar alamnya, yang kata dalang dari Jawa: jalma mara jalma mati (manusia datang bisa tewas). Apa hasilnya? Heniati merasa kesakitan.
Maka ketika tindakan selanjutnya Daeng minta diteruskan dengan persetubuhan, Heniati menolak mentah-mentah. Bukan itu saja, dia segera mengenganakan bajuna dan langsung lapor ke Polres Makasar. Tak menunggu lama Daeng Patompo ditangkap, sementara Heni sudah bodo amat dengan jin yang ada dalam tubuhnya.
Jinnya jadi ngambek, karena baru dicolek-colek langsung ditangkap polisi. (GTS)