BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Pandemi Covid-19 plus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlangsung hingga 25 Juli mendatang, berdampak pada penurunan penjualan.
Salah satunya dialami pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bandeng Rorod Mpok Omah, Afif Ridwan (55).
Semenjak adanya pandemi disertai PPKM, dia mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen lebih. Hal itu baru terjadi ketika Lebaran Idulfitri tahun ini.
"Pas habis Lebaran kemarin, pahit banget, (penjualan) turun drastis, lebih dari 50 persen," ungkapnya kepada Poskota, Jumat (23/7/2021).
Afif mengenang tatkala awal masa pandemi, penjualan bandeng rorod yang ia produksi justru bisa mencapai 100 persen. "Pokoknya waktu itu saya produksi, sehari itu antara 100 sampai 200 ekor, habis itu," jelasnya.
Namun saat ini, penjualan bandeng rorod mengalami penurunan lantaran rumah makan yang biasa memesan minimal 100 ekor, sebagai bagian dari menu masakannya kini terdampak aturan PPKM.
Hal itu berimbas pada omzet yang menurun sehingga rumah makan itu juga mengalami penurunan daya beli untuk bisa memesan bandeng rorod.
"Produk kita ini sebagai lauk, lah rumah makannya pada tutup, orderan tadinya dari rumah makan sebulan saya satu rumah makan bisa 500 ekor, sekarang 300 aja udah ngos-ngosan," ucapnya.
"Kemarin itu ada enam rumah makan langganan, sekarang tiga udah bangkrut, gara-gara Covid, pada tutup. Tinggal tiga lagi, ini pun orderannya menurun karena omzet mereka menurun juga kan," imbuhnya.
Lantas, dalam keadaan seperti itu, Afif mengandalkan pemasaran produknya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram maupun aplikasi belanja online.
"Ya kita mainnya di online, sejauh ini online masih bisa ketolong ya, walaupun juga enggak tinggi-tinggi amat. Saya sih sebetulnya udah bermain online sejak 5 tahun lalu, jadi sudah ada pergeseran. Kalau dulu orang beli langsung banyak, sekarang itu sebagian besar beli online, hampir 80 persen online, 20 persen langsung," ucapnya. (cr02)