ADVERTISEMENT

Wah, China Mulai Ragu dengan Kemanjuran Vaksin Sinovac Hingga Beralih ke Vaksin Pfizer dan Moderna? Cek Faktanya di Sini

Kamis, 22 Juli 2021 09:00 WIB

Share
China Bersedia Gunakan Pfizer dan Moderna untuk Meningkatkan Kemanjuran Vaksin Sinovac (Foto: Ist)
China Bersedia Gunakan Pfizer dan Moderna untuk Meningkatkan Kemanjuran Vaksin Sinovac (Foto: Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –China dikabarkan sekarang sedang mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin yang berasal dari luar negeri sebagai suntikan booster untuk orang-orang yang telah sepenuhnya diinokulasi dengan vaksin dari China seperti Sinovac dan Sinopharm.

Menurut majalah keuangan China yang disegani, Caixin melaporkan regulator obat di China telah menyelesaikan tinjauan panel ahli dari vaksin booster yang dikembangkan bersama oleh Shanghai Fosun Pharmaceutical (Fosun Pharma) China dan perusahaan Jerman BioNTech. Vaksin booster, Fosun-BioNTech Covid-19, sekarang dalam tahap tinjauan administrasi.

Laporan itu muncul beberapa hari setelah Thailand dan Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan beralih dari dosis buatan China ke vaksin Barat.

Bagi Beijing, yang telah menggembar-gemborkan keefektifan vaksinnya selama berbulan-bulan dan menyumbangkan serta menjual dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang menginginkan perlindungan dalam upaya yang sering disebut sebagai "diplomasi vaksin", kemungkinan suntikan booster bisa dilihat sebagai sebuah penyesalan.

"Ini secara implisit merupakan pengakuan bahwa mereka tidak bekerja dengan baik dengan vaksin mereka sendiri," kata Steve Morrison, Wakil Presiden Senior dan Direktur Pusat Kebijakan Kesehatan Global di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Dr. Amesh Adalja, seorang ahli virus dan asisten profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, mengatakan bahwa meskipun data tentang vaksin China tidak tersedia secara luas dan China belum mempublikasikan data fase 3-nya.

"Kami secara anekdot melihat kemanjuran yang lebih rendah dengan vaksin buatan China, dan itu mungkin mendorong perlunya booster." Ucap dr Amesh.

Direktur Pusat Penelitian untuk Infeksi Virus, Shin-Ru Shih mengatakan bahwa vaksin yang "baik" harus aman dan imunogenik (mampu menghasilkan antibodi penetralisir yang cukup) dan melindungi diri dari infeksi nyata.

Pada awal pengembangan vaksin, para ilmuwan tidak dapat mengetahui "seberapa bagus" vaksin dalam proses pengembangannya. Namun baru-baru ini, karena lebih banyak penelitian telah dilakukan, para ilmuwan dapat mengkorelasikan imunogenisitas dengan tingkat perlindungan, tambah Shih. (cr03)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT