JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah China kabarnya akan beralih ke vaksin Pfizer dan Moderna buatan Amerika untuk rakyatnya.
Keputusan China tersebut tentu membuat publik geger, pasalnya China sebelumnya telah menciptkan vaksin Sinovac.
Menurut keterangan yang beredar kemungkinan besar, penyebab China beralih dari Sinovac karena vaksin yang lain sudah menggunakan teknologi mRNA.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah evaluasi secara serius efektivitas vaksin Sinovac.
Ia menekankan pemerintah jangan ragu untuk mengganti vaksin Sinovac dengan merek lain bila terbukti tidak efektif.
Diketahui kini Malaysia dan Thailand juga akan menghentikan penggunaan Sinovac bila persediaan habis.
“Pemerintah harus jujur melakukan evaluasi ini. Semua harus diungkap apa adanya. Jangan sampai uang yang ratusan triliun untuk vaksinasi tidak berdampak terhadap upaya penanggulangan Covid-19 di tanah air,” tegas Mulyanto, Kamis (22/7/2021).
“Kan masih ada jenis vaksin yang lebih tinggi efektivitasnya. Jadi wajar kalau kita minta pemerintah mengganti vaksin Sinovac ini dengan jenis vaksin yang efikasinya lebih tinggi,” kata Mulyanto.
Perlu diketahui, menurut laporan dari media Caixin pada Kamis (15/7/2021) lalu mengatakan bahwa regulator China telah selesai meinjau vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh mRNA Jerman yakni BioNTech dan akan didistribusikan secara lokal melalui Fosun Pharma China.
Namun kini Fosun masih menunggu persetujuan akhir dari regulator dan jika nantinya disetujui, maka Fosun akan menyebarkan 100 juta dosis dari BioNTech ke pasar China pada akhir 2021.
Sejak vaksin mRNA dinyatakan efektif melawan serangan Covid-19, Fosun memang sudah mengajukan permohonan agar vaksin BioNTech disetujui di pasar China sejak November lalu.
Nantinya vaksin BioNTech digunakan sebagai opsional setelah seseorang mendapat rejimen dua dosis dari vaksin buatan China dan bukan dijadikan sebagai alternatif vaksin yang diproduksi dari dalam negerinya. (cr09)