KADES Arya Solikin, 45, ini memang pinter main sinetron macam Arya Saloka di “Ikatan Cinta”. Dia kabur setelah kencan digerebek warga, masih bisa balik lagi dan bertanya, “Ada apa kok rame-rame potong padi?” Tapi warga yang tak mau dibodohi Pak Kades, tetap saja melaporkan Arya Solikin ke Polsek Jirak Jaya (Sumsel).
Pejabat main ketoprak humor banyak. Tapi pejabat-politisi main sinetron sama banyaknya. Tentu saja sinetron dalam tanda petik. Maksudnya, dia membela rakyat hanya pura-pura, karena yang ditarget hanyalah elektabilitas untuk periode ke dua nanti. Jika sudah berkuasa baik di Pemda maupun DPRD jadi lupa sama rakyat yang mencoblosnya. Biar saja rakyatnya buntung, yang penting dianya kocek terus menggelembung.
Kades Arya Solikin dari Jirak Jaya Kabupaten Muba (Musi Banyuasin), Sumsel, termasuk penguasa level rendahan yang mampu bermain sinetron seperti Arya Saloka. Dia pura-pura keget ketika ada penggerebekan di rumah stafnya, Emiati, 38. Padahal aslinya, yang berbuat dia sendiri. Tapi sempat kabur dan balik lagi sambil berlagak pilon, “Ada apa sih kok rame-rame potong padi.....?”
Ceritanya dimulai ketika Pak Kades bisa jatuh cinta pada staf sendiri, padahal Emiati juga sudah punya suami. Tapi cinta memang tak pernah pandang bulu. Bila Dewi Fortuna sudah masuk, tak peduli milik siapa langsung ditubruk. Dan begitu pula kelakuan oknum kades di Jirak Jaya ini. Di musim Covid-19 tidak jaga jarak, malah memperpendek jarak bersama stafnya.
Bukan saja di masa pandemi, sebagai Kades seharusnya Arya Solikin jaga jarak dengan stafnya seperti Emiati ini. Sebab kalau terlalu dekat tidak eloklah di mata publik. Bagaimana perasaan suami Emiati, bagaimana pula perasaan istri Pak Des. Nggak enak kan? Memang betul kata Pak Kades, peranakan Bu Kades memang sudah nggak enak, sehingga dia mencari tokoh alternatip.
Meski sebenarnya nggak boleh cari tokoh alternatip, tapi karena dalam agama Pak Kades poligami dibolehkan, Arya Solikin berusaha mendua. Konyolnya, yang mau diduakan bukan wanita lajang, tapi bini orang! Ini kan sama saja haram kuadrat. Sebab dalam Islam (hadits), melamar cewek yang sudah dilamar orang saja tidak boleh, apa lagi malah ngelamar bini orang.
Tapi bagi Kades Arya Solikin yang sudah dilamun syaiton, aturan bersyariah itu tak digubris lagi. Yang penting sononya mau, habis perkara. Dan itu benar-benar dilakukan. Di kala suami Emiati ke luar kota, tengah malam dia masuk ke kamar stafnya itu dan berbuat bak layaknya suami istri. Namanya juga barang colongan, pastilah seru sekali. Coba tanya sama anak-anak, mangga colongan sama mangga beli di pasar, enakan mana?
Rupanya ulah Pak Kades ini diketahui warga, dan Kades Aryo Solikin digerebek. Tapi rupanya dia benar-benar lihai dan licah macam tupai di pohon kelapa. Lewat pintu belakang dia berhasil lolos dari pengejaran. Jika ada bukti tertinggal hanyalah sepasang sandal di depan rumah. Berdasarkan sandal itu pula, warga jadi yakin bahwa yang baru berhoho hihi bersama Emiati adalah Pak Kades. Sebab sandalnya memang beda dengan sandal milik warga pada umumnya yang hanya merek swalow alias sandal jepit.
Dan ternyata Arya Solikin mau menyaingi Arya Saloka di “Ikatan Cinta”. Soalnya setengah jam kemudian dia datang ke rumah Emiati, bertanya pada warga, ada apa kok malem-malem tampak ramai. Memangnya ada yang potong padi sebagaimana lagu? Tapi warga sudah tahu akan bulus Pak Kades, jadi kura-kura dalam perahu sebagai akal bulus, padahal dia bulusnya sendiri.
“Pak Kades jangan main sinetron deh, ini sandal siapa? Ngaku saja.....!” tuduh warga. Pak Kades terkesiap, dia nggak nyangka sandalnya ketinggalan dan dijadikan barang bukti. Mau bilang itu sandal Munarman FPI, kan nggak masuk akal dan jatuhnya malah memfitnah orang. Akhirnya dia terima salah dan minta maaf. Tapi warga tak peduli, Kades Arya Solikin dilaporkan ke Polsek Jirak Jaya.
Pasalnya nanti: pencurian benda yang bisa bergerak-gerak! (GTS)